Rabu, 12 Agustus 2009

Pertanyaan atau Jawaban: Lebih Penting Mana?

Di situs resmi Forbes, Oprah Winfrey menduduki peringkat pertama sebagai The most influential women in media. Dia dikontrak senilai $55 juta, atau sekitar Rp. 550 milyar lebih oleh XM Satellite Radio selama tiga tahun. Wow fantastis. Selain itu, melalui perusahaan Harpo Production miliknya, dia mengorbitkan Dr. Phil dan Rachel Ray dalam program senada berupa talkshow. Tentunya Anda semua sudah tahu khan.

Ada apa sebenarnya dengan fenomena ini? Popularitas Oprah memang tidak bisa diragukan lagi. Tetapi apa yang membuat dia menjadi seheboh itu? Apakah dia banyak memberikan masukan berupa seminar-seminar? Jawabannya tidak. Apakah dia sebagai konsultan media? Jawabannya juga bukan. Trus... apa yang dilakukannya sehingga ada yang mau membayar dia dengan nilai sefantastis itu.

Mungkin jawabnya adalah bagaimana kemampuannya dalam melontarkan pertanyaan. Iya kecerdasan dan kemampuan bertanya. Maksud saya, kemampuan untuk bertanya kepada seseorang dengan cara yang tepat, kritis, dan mengispirasi orang melalui pengalaman orang lain yang digali dengan pertanyaan.

Hal yang sama juga terjadi pada industri pertelevisian nasional. Kick Andy juga memiliki format serupa dengan tema inspirasi ditambah dengan kejutan-kejutan kecil berupa hadiah berupa buku. Coba bandingkan bagaimana di suatu kesempatan Oprah membagikan mobil mewah ke setiap penonton di studio saat show berlangsung.

Pertanyaan atas mengapa pertanyaan itu sangat penting, belum terjawab. Ilustrasinya seperti ini. Kita akan menemukan jawaban yang bagus, inspirasional, motivasional, bila lontaran pertanyaan sebelumnya bisa mengundang terciptanya jawaban yang baik. Ingat juga mengapa David Beckham pernah menjadi pemain termahal, bukan karena dia top scorer tetapi kemampuannya memberi umpan yang baik dan tepat pada rekan setimnya yang memudahkan rekannya dalam mencetak gol.

Slogan garbage in garbage out, atau masuk sampah keluar sampah, berlaku disini. Bila diubah menjadi slogan positif, dalam konteks pertanyaan, kira-kira seperti ini: pertanyaan yang baik akan mengarahkan munculnya jawaban yang baik, inspirasional, informatif, dan positif.

Teknik pertanyaan yang baik juga terkadang digunakan bagi pemimpin yang baik untuk memotivasi dan melibatkan bawahan lebih dalam dalam program-program mencapai tujuan perusahaan. Lontaran pertanyaan yang mengundang jawaban dari bawahan. Jawaban ini mungkin juga merupakan solusi. Dorongan motivasi pimpinan atas solusi yang dilontarkan bawahan akan memaksa bawahan untuk terlibat lebih dalam, dalam mencapai tujuan perusahaan. Otomatis, tujuan perusahaan akan lebih mudah dicapai. Cerdik bukan?

Jadi, lebih baik yang mana, pertanyaan yang baik, atau jawaban yang baik? Kedua-duanya penting, tetapi orientasi setiap orang mungkin berbeda-beda. Bagaimana menurut Anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...