Kamis, 31 Desember 2020

Kesan Setelah Seminggu Menggunakan MacBook Pro 2017

Menepati janji dari tulisan sebelumnya Pengalaman Pertama Menggunakan MacBook Pro 2017 saya coba mereview pengalaman saya menggunakan laptop ini untuk menggantikan sementara HP Elitebook Folio 1040 G1 saya yang sebenarnya, baik-baik saja. Berikut poin-poinnya:

Secara umum, MacBook Pro 13 inch tahun 2017 saya ini, tampilan layarnya kurang terang. Sebagai tambahan info, saya gak suka pake laptop dengan tingkat kecerahan tinggi. Biasanya saya pake dengan tingkat kecerahan terendah. Kalau di Mac ini, hanya satu bar, yaitu satu bar diatas layar mati dan sayangnya layarnya berwarna agak pink gitu.  Saya gak tau apa ini hanya terjadi pada laptop saya aja yang memang beli second atau memang seperti ini. Tetapi bila dibandingkan dengan si Elitebook, meskipun dengan tingkat kecerahan 0%, laptop Hewlett Packard saya tersebut masih jauh lebih terang dengan warna yang lebih putih dibanding laptop besutan Apple Computer ini. Terapi ini mungkin hanya faktor kebiasaan saja.

Tentang keyboardnya, kesan saya sih, mungkin tidak senyaman si HP, bahkan jika dibandingkan dengan keyboard bluetooth murah, seperti yang saya gunakan pada postingan saat menggunakan Mi Pad 4. Tetapi, saya akui feel ngetiknya masih lebih baik dari Fujitsu Lifebook U772 dan mungkin hanya masalah kebiasaan aja. Oh iya, satu lagi tentang keyboad MacBook ini, bila dipakai mengetik suaranya agak berisik menurut saya, apalagi bila dalam kondisi hening. 

Kebutuhan mengajar streaming online dengan menggunakan aplikasi Zoom sebenarnya tidak ada kendala,  hampir sama dengan apa yang saya bisa dapatkan di Elitebook saya, tetapi keunggulannya mungkin ada di kameranya yang punya resolusi yang lebih baik. Tidak ada delay yang berarti. Batrei nya juga cukup tahan dipakai untuk Zoom atan Gmeet-an lebih dari 3 jam dan menyisakan sekitar 36% setelah itu. 

Browsing. Dengan menggunakan Safari dan Chrome, unit ini berjalan dengan baik. Pengalamannya sebanding dengan bila menggunakan laptop window saya. Kecepatannya juga lumayan, hanya saja saya perlu pembiasaan dengan OS Mac ini. Youtube-an dengan menggunakan browser menghasilkan suara yang empuk, yang bagus deh, sesuai dengan harganya, he he he.

Now, lets talk about its battery. Dengan setingan layar seperti ini, selain saya tidak suka yang terang, yang membuat mata cepat lelah, ketahanan baterai juga semakin panjang. Untuk aktivitas ngetik campur browsing, dengan setingan kecerahan layar semacam ini, MacBook ini bisa bertahan lebih dari 10 jam sebelum di charge kembali. Fantastis. Dengan setingan yang saya sebutkan di atas, laptop HP saya paling bisa bertahan 5 sampai 6 jam.

Jumat, 25 Desember 2020

Pengalaman Pertama Menggunakan MacBook Pro 2017


Bagi sebagian orang, MacBook adalah daily driver mereka. Komputer yang mereka gunakan dalam kesehariannya. Tetapi, bagi saya Windows adalah teman setia dalam membantu saya menjalankan setiap aktivitas saya. Membuat laporan, menyiapkan bahan ajar, setting perkuliahan online, video streaming, sampai mengerjakan berbagai proyek yah, menggunakan Windows. Bagi saya, saat itu tidak pernah terbayangkan untuk menggunakan komputer dengan sistem operasi lainnya. 

Dalam beberapa kesempatan, saat meeting offline dengan berbagai rekan kerja, semakin banyak diantara mereka yang menggunakan MacBook. Tetapi tetap saja, saya merasa bahwa laptop saya yang ber-OS windows lebih memudahkan saya. Saya mengerti, ini mungkin hanya faktor kebiasaan. Beberapa laptop windows yang masih aktif menemaniku antara lain HP Elitebook Folio 1040 G1, yang memang masih mengikat hatiku. Selain itu ada Fujitsu U772 yang bodynya aduhai. Kedua laptop premium tersebut sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk saya.

Sampai pada suatu ketika, tidak sengaja di marketplace muncul iklan laptop MacBook Pro 2014 dengan harga yang menawan. Ketauan udiknya begitu ngeliat unitnya, nyuruh orangnya untuk ngajarin hanya untuk sekedar menampilkan spesifikasi MacBook dan CC nya. He he he. Tetapi memang belum jodoh, kata sepakat pun tidak tercapai dan batallah transaksi. 

Sedang asyik nyari upgrade untuk HP folio ku, trus ada yang nawarin MacBook Pro 2017 dengan harga yang menggoda. Butuh uang katanya. Ternyata setelah dihubungi janjian ketemu esok harinya, dan apesnya, dia besoknya mengurungkan niatnya. Batal lagi nih, dałam hati. Tetapi berselang lebih dari seminggu dia me-WA dan nawarin unitnya. Tanpa pikir panjang, aku langsung buat janji ketemuan, dan akhirnya jadi deh dipinang.

Ketar ketir juga sih, soalnya ga ngomong sama istri sebelumnya. Begitu tau, dia gak marah, tapi cuman ngomong sebenarnya duitnya bisa dipake untuk kepentingan lain yang lebih penting. Tetapi dia menyadari bahwa memang tuntutan pekerjaanku seperti ini, jadi yah... dia oke oke aja. Terima kasih sayang. Selanjutnya, semoga di posting mendatang, saya bisa cerita pros dan cons nya menggunakan MacBook Pro 2017 ini. Karena mungkin terlalu dini kali saya langsung nulis topik tersebut hanya berselang 1 hari setelah pegang unitnya.


Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...