Rabu, 12 Januari 2022

Selain Jualan, di Pasar, ini adalah Profesi Berpenghasilan OK!

Pada beberapa kesempatan, di saat ada waktu senggang, menarik untuk turun langsung ke pasar. Selain pasar modern, pasar tradisional juga menarik untuk dikunjungi. Di pasar tradisional sendiri, ternyata juga terbagi lagi, ada yang biasanya menjadi pusat, yang biasanya disebut pasar sentral, di mana dari pasar ini pedagang biasanya membeli dalam jumlah relatif banyak untuk dijual lagi atau dijadikan bahan baku produksi mereka. Ada juga pasar yang relatif kecil, yang menjual produk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam radius yang lebih kecil.


Sangat menarik untuk melihat bagaimana ada pedagang yang pengunjungnya ramai, sedang, hingga sepi. Namun, fokus kita kali ini bukan tentang pedagang, tetapi profesi pendukung yang ada di pasar. Sebut saja, jasa angkut, jasa makelar, dan jasa lainnya contohnya bila di pasar ikan, ada profesi yang siap membantu pembeli untuk menyiangi (membersihkan sisik dan isi perut) ikan.


Terlihat sepele, tetapi cukup lumayan juga potensi pendapatnya. Saat ini, upah menyiangi ikan adalah sebesar Rp.3000,-/kg. Bisa dibayangkan bila dalam sehari dapat menyiangi sebanyak 50kg ikan. Itu artinya, pendapatan dari jasa ini adalah sebesar Rp.150 ribu dalam sehari. Sangat lumayan mengingat pekerjaan ini membutuhkan keterampilan (skill) yang relatif mudah untuk dipelajari. Kuncinya adalah kemauan untuk belajar, berlatih, dan kesabaran. Satu lagi yang tidak kalah penting adalah faktor gengsi. Bila penyakit gengsi ini sudah bercokol, maka akan semakin sulit untuk mendapatkan penghasilan yang layak.


Di kesempatan lain, kita akan bahas hal menarik lainnya yang umumnya hanya akan didapatkan dengan blusukan ke pasar tradisional.

Segarnya Es Kelapa Muda NTB... Sesegar Keuntungannya.

Setiap orang memiliki rejeki-nya masing-masing. Namun, rejeki dapat dijemput tentunya dengan berusaha. Usaha atau bisnis sudah pasti sangat beragam. Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keahlian yang berbeda antara satu orang dan yang lainnnya. Perbedaan inilah yang menciptakan harmoni dalam kehidupan. 

Namun demikian, ada tipikal dari suku tertentu yang memiliki bisnis atau usaha sejenis. Ambil contoh, misalnya bila kita berbicara tentang bisnis besi bekas, maka orang-orang dari etnis madura-lah yang banyak berkecimpung di bidang tersebut. Demikian juga halnya dengan bisnis makanan dan minuman. 


Berbicara mengenai bisnis minuman, mungkin kita sudah tidak asing lagi minuman “Es Kelapa NTB”. Iya, NTB, adalah singkatan dari Nusa Tenggara Barat. Mengapa diberi nama demikian? Sudah dapat ditebak bahwa pelaku bisnis nya umumnya dari NTB. Fenomena menjamurnya bisnis minuman ini, mungkin tidak hanya terjadi di Banjarmasin, tetapi di berbagai kota besar lainnya.


Secara rasional, bila terjadi pertumbuhan jumlah suatu bisnis, tentunya ada alasan keuangan dibalik itu. Alasan inilah yang menjadi magnet bagi pelaku usaha tersebut untuk ekspansi, atau malah di duplikasi oleh orang lain. Namun seberapa menariknya bisnis beverage ini? Kita akan mengulasnya gambaran singkatnya dari informasi yang dikumpulkan dari pelaku bisnisnya.


Bahan dasar, yaitu kelapa muda, relatif mudah didapatkan karena sudah ada supplier yang rutin mengantar ke tempat usaha. Di akhir tahun 2021, harga kelapa naik dari Rp.4.500,- menjadi Rp.5.500,-, dan setiap buah kelapa, dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan 2-3 porsi minuman. Bahan dasar tersebut, kemudian ditambahkan dengan jeruk nipis dan es batu secukupnya,  membuat rasa es kelapa NTB ini menjadi lebih segar utamanya bila diminum siang hari, pas matahari menampakkan dirinya.


Mas Agus, pemilik usaha ini, mengakui bahwa dalam sehari normalnya buka 10:00 hingga 15:00 dan menghabiskan sekitar 80-100 buah kelapa, atau sekitar 200 porsi dengan harga Rp.6000,- per porsinya. Praktis, rata-rata nilai penjualan dalam sehari adalah sebesar Rp.1,2 juta, dikurangi biaya pembelian bahan baku sekitar sebesar Rp.500 ribu, sehingga yang pendapatan bersih sekitar Rp.700rb. Kalau dalam sebulan, silahkan dihitung sendiri ya….


Sebagai disclaimer, perhitungan ini dilakukan dengan asumsi-asumsi yang dibentuk dari hasil percakapan dengan pelaku usaha tanpa secara langsung menyampaikan besarnya keuntungan per hari. Dan perlu diingat bahwa asumsi perhitungan tersebut dilakukan berdasarkan perhitungan pesimis, dengan artian bahwa menggunakan nilai yang sedikit direndahkan dari potensi normal. 

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...