Rabu, 20 Desember 2023

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana kondisi istriku tercinta. Di kesempatan ini, saya mencoba menjelaskan jalas cerita hingga istriku tiada. Iya, dia yang telah setia menemaniku hampir 20 tahun akhirnya harus menyerah akibat sakit jantung yang dideritanya.

Satu setengah tahun yang lalu setelah mengetahui sakitnya, kami berupaya semaksimal mungkin untuk mengatasi sakitnya. Baik secara medis, maupun non medis. Meskipun sudah tidak terhitung banyaknya produk suplemen atau terapi alternatif kami jalani, akhirnya kami juga memutuskan untuk menjalankannya berbarengan dengan proses pengobatan medis. 

Menurut dokter, hanya ada satu cara agar sembuh yaitu dengan menjalani operasi bypass jantung. Mulailah kami mempersiapkan segalanya. Mulai dari pemilihan rumah sakit tujuan, persiapan pra operasi seperti mengatasi masalah gigi dan mulut, serta memastikan tidak terjadi ganguan pada telinga, hidung , dan tenggorokan. Proses pencabutan gigi memang menguras banyak tenaga dan waktu, mengingat ini dapat dilakukan hanya jika istri telah menghentikan obat pengecer darah selama minimal 5 hari. Hal ini sangat berat, karena menghentikan obat pengencer darah tersebut menyebabkan serangan jantung. Beberapa kali gagal karena serangan tersebut, sampai akhirnya berhasil setelah sekitar 1 tahun.

Setelah kami mempersiapkan segalanya, kami bertolak ke kota Samarinda untuk menjalani operasi bypass jantung. Namun, di hari dimana istri saya dijadwalkan untuk operasi, dia berpulang terlebih dahulu pagi harinya. Ada berbagai tanda-tanda yang telah muncul sebelum kepergiannya, seperti pengakuan dia dimana dia melihat ada cahaya putih terang sekali, yang belum pernah dia lihat selama hidupnya, sampai menyempaikan wasiat ke aku suaminya untuk menjaga anak-anak saat dia sudah tiada.

Pagi 7 Nopember 2023, tepat sehari setelah ulang tahunku yang ke 47, di ruang ICCU Paviliun Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahrani, seperti biasa, saya menyuapi dia sarapan bubur yang disajikan pihak rumah sakit. Selepas itu, minum obat, dan dia bilang kalau dia mau gosok gigi. Sembari mempersiapkan sikat gigi dan pasta giginya, serta menyiapkan air minum, dan penampungan air untuk keperluan gosok gigi di atas kasur ranjang ICCU, dia dengan lirih mengatakan seperti ini: "Sayang, kali ini aku mau ayah yang gosokkan gigiku ya....".  Iya sayaang... begitu sahutku. Biasanya dia sendiri yang menggosok giginya.

Tidak berapa lama setelah itu, dia kena serangan jantung lagi, dan itulah saat terakhir aku mentalkinkan dia, meskipun dia dalam proses CPR sampai dia menghembuskan nafas terakhirnya. Sambil terus berdoa, kami menyaksikan bagaimana team medis berjibaku berupa mengembalikan kesadaran istri saya, namun tetap tidak berhasil, dia pergi untuk selamanya. 

Kepedihan itu terus membayangiku, entah sampai kapan.... semoga Allah memberi kemudahan untuk segalanya dan mengutkan kemimanan dan kesabaran kami.... diampuni segala dosa-dosa istriku, ibu bapakku, ibu bapak mertuaku,  dilapangkan kubur meraka, dan di beri tempat terbaik disisi-Nya, dan kami dipertemukan di Syuga kelak... Aamiin Ya Rabbal Alamiin...


Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...