Sabtu, 24 Desember 2022

Coba untuk Tetap Tersenyum dalam berbagai Cobaan Berat

Lebih dari satu setengah tahun lalu, tepatnya 18 Mei 2021 merupakan tanggal sepeninggalan mertua saya yang sudah 16 tahun kami hidup bersama. Kepedihan ditinggalkan beliau memang sangat mengguncang emosiku. Beliau adalah orang yang sangat kami hormati dan sayangi. Orang juga bilang bahwa saya adalah menantu kesayangan beliau. Meskipun banyak merasa kurang optimal kepada beliau, saya biasanya sempat meluangkan waktu untuk beliau, meskipun hanya sekedar mengantar mengantar beliau ke tempat yang beliau ingin kunjungi, dan juga bercanda dengan beliau.

Dua bulan kemudian, 22 Juli 2021, ayahanda terhormat berpulang ke rahmatullah. Orang yang sangat kami hormati yang kami banyak belajar dari beliau. Beliau berpulang saat menjelang sahur puasa Senin Kamis yang biasanya beliau kerjakan. Kepergian beliau ternyata membawa duka mendalam di sanubari Ibundaku tercinta. Kondisi emosi ini menyeret beliau dalam ketidak stabilan kesehatan fisik beliau. Mulai dari tangan yang tidak bisa menggenggam hingga sakit lainnya yang menurut beberapa sumber, disebabkan karena kondisi emosional.

Di saat upaya penyembuhan telah dilakukan, dengan berobat tidak hanya di kota asal, Sorowako, tetapi juga di Makassar, dan berbagai upaya lainnya, tenyata belum membuahkan hasil. Di saat yang sama, di akhir September ibunda dan istri, dua wanita yang sangat saya sayangi berada di ICCU di rumah sakit yang berbeda, Sorowako dan Banjarmasin, dimana saya tinggal. Bahkan mereka keluar dari ICCU rumah sakit di saat yang bersamaan saat itu. Selang beberapa hari saya ijin untuk tidak mengikuti proses perkuliahan S3 yang saya ambil karena dikabarkan ibunda kritis, dan saya memutuskan untuk mentalkin beliau hingga tengah malam. Ibunda sakit kolitis, sedangkan istri sakit jantung.

Setelah berjuang melawan sakitnya beliau berpulang ke rahmatullah tepat 1,5 tahun, atau 18 November 2022. Saya bergegas pulang ke Sorowako dan ternyata tidak sempat melihat ibunda dimakamkan. Namun, kesedihan tersebut serasa tertutupi dengan berbagai tanda khusnul khataman dari ketiga orang yang sangat berarti dalam hidupku tersebut. Kami bahagia bercampur sedih.

Saat ini, kami sekeluarga sedang berjuang melawan sakit yang diderita istri. Setelah dilakukan CadLab, istri di diagnosa penyumbatan 100% di 3 titik di jantungnya. Semoga Allah SWT memudahkan langkah kami dalam berikhtiar menjalani pengobatan istri. Semoga juga segala kepedihan yang dihadapi dapat berbuah manis pada waktunya. Tetap tersenyum dan menjalani hidup dengan mengalir. Wallahualam…

Sabtu, 10 September 2022

Allah yang Mengatur Segalanya

Postingan yang lalu, saya mengajak pembaca untuk melanjutkan studi. Berkenaan dengan ini tentu ada berbagai rintangan yang harus dihadapi. Kesempatan ini saya coba gambarkan apa yang saya hadapi.

Studi mulai masuk ke semester 3, semua mata kuliah yang diambil adalah mata kuliah pendukung disertasi. Terima kasih kepada kampus kami yang masih memberikan kesempatan untuk tetap kuliah online. Ini merupakan suatu kemudahan di saat kami harus terus keraktivitas kerja seperti biasa, karena memang status ijin belajar, bukan tugas belajar.

Implikasinya ya tentu berbagai aktivitas sebagai dosen, harus tetap dijalankan. Pendidikan pengajaran, penelitian, serta pengabdian masyarakat. Di tambah lagi dengan sebagai tugas sebagai dosen dengan tugas tambahan, karena dipercaya sebagai pengelola kelas Internasional di instituti kami. Bisa dibanyangkan sendiri, gemana padatnya aktivitasnya. 

Selain itu, penelitian baik yang hibah maupun sebagai tugas kuliah S3 juga harus jalan. Publikasi dan International Conference menjadi dasar penilaian sebagaian besar mata kuliah. Tidak lupa juga pengabdian masyarakat, juga harus tetap jalan. 

Di sisi lain, seiring dengan menjalankan seabreg aktivitas sebagai dosen di kampus, proyek juga harus tetap jalan. Tuntutan hidup memang seperti itu. Ada 3 proyek yang saat ini, saat saya menulis posting ini sedang berjalan, semua semakin dekat dengan deadline. Semoga Allah memudahkan semuanya.

Di saat yang sama, 4 hari lalu Istri terkena serangan jantung, harus di rawat di ICCU dan di Rumah sakit di Banjarmasin selama 3 hari. Setelah keluar dari RS, besoknya, dini hari saya harus berangkat ke Surabaya terkait salah satu proyek yang ditangani, Setelah itu menuju makassar untuk merawat ibunda yang sedang sakit, dan sudah lebih dari 1 bulan di salah satu rumah sakit di Makassar. Di sela sela melayani beliau, saya mengetik postingan ini. Semoga engkau memudahkan setiap langkah hambamu ini  ya Allah. Aamiin...

Senin, 11 Juli 2022

Yuk sekolah lagi...

Setelah melakukan perjalanan panjang untuk studi ke luar negeri, yang berawal di tahun 2009, akhirnya aku putuskan untuk kuliah di dalam negeri. Berbagai upaya rasanya sudah secara optimal dijalankan. Mulai dari pengikuti talent scouting dan pelatihan bahasa yang diselenggarankan oleh Ristekdikti beberapa kali, untuk mendapatkan fasilitas mengikuti test IELTS, berikut pendanaan dari institusi. Mengikuti pre-departure program salah satu kampus di Australia, dan hingga perjuangan meraih beasiswa yang sudah di depan mata, saat telah diterima dan menjalankan studi doktoral di Kobe University selama satu semester, tetapi tidak dapat dilanjutkan karena suatu hal terkait beasiswa. Diterima di beberapa kampus di luar negeri, seperti di Jepang, Inggris, dan Turki, menjadi bagian dari perjalanan hidupku.

Adanya ketidakpastian peraturan yang berubah-ubah dan pertimbangan usia yang terus berjalan, akhirnya saat ada kesempatan untuk studi lanjut di salah satu universitas negeri di jawa, saya putuskan untuk mendaftar. Alhamdulillah diterima, dan sudah berjalan dua semester saat ini. Banyak suka duka terkait proses belajarnya, utamanya terkait penjalankan studi dengan status ijin belajar, ditambah lagi dengan kondisi pandemi yang mendera. Cukup babak belur juga untuk menyeimbangkan dan mengakomodir tugas kantor, tugas sebagai mahasiswa, dan yang tidak kalah pentingnya, tugas sebagai kepala keluarga.

Selama dua semester yang telah dijalani, meskipun nilai tidak sempurna, dengan segala keterbatasan saya, alhamdulillah masih dapat dikatakan baik baik saja. Semoga kedepannya semakin dimudahkan oleh Allah SWT dalam menjalani proses studi ini hingga selesai. Ikhtiar diupayakan semaksimal mungkin dengan tetap mempertimbangkan tiga kepentingan tadi. Tetap semangat...

Rabu, 12 Januari 2022

Selain Jualan, di Pasar, ini adalah Profesi Berpenghasilan OK!

Pada beberapa kesempatan, di saat ada waktu senggang, menarik untuk turun langsung ke pasar. Selain pasar modern, pasar tradisional juga menarik untuk dikunjungi. Di pasar tradisional sendiri, ternyata juga terbagi lagi, ada yang biasanya menjadi pusat, yang biasanya disebut pasar sentral, di mana dari pasar ini pedagang biasanya membeli dalam jumlah relatif banyak untuk dijual lagi atau dijadikan bahan baku produksi mereka. Ada juga pasar yang relatif kecil, yang menjual produk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam radius yang lebih kecil.


Sangat menarik untuk melihat bagaimana ada pedagang yang pengunjungnya ramai, sedang, hingga sepi. Namun, fokus kita kali ini bukan tentang pedagang, tetapi profesi pendukung yang ada di pasar. Sebut saja, jasa angkut, jasa makelar, dan jasa lainnya contohnya bila di pasar ikan, ada profesi yang siap membantu pembeli untuk menyiangi (membersihkan sisik dan isi perut) ikan.


Terlihat sepele, tetapi cukup lumayan juga potensi pendapatnya. Saat ini, upah menyiangi ikan adalah sebesar Rp.3000,-/kg. Bisa dibayangkan bila dalam sehari dapat menyiangi sebanyak 50kg ikan. Itu artinya, pendapatan dari jasa ini adalah sebesar Rp.150 ribu dalam sehari. Sangat lumayan mengingat pekerjaan ini membutuhkan keterampilan (skill) yang relatif mudah untuk dipelajari. Kuncinya adalah kemauan untuk belajar, berlatih, dan kesabaran. Satu lagi yang tidak kalah penting adalah faktor gengsi. Bila penyakit gengsi ini sudah bercokol, maka akan semakin sulit untuk mendapatkan penghasilan yang layak.


Di kesempatan lain, kita akan bahas hal menarik lainnya yang umumnya hanya akan didapatkan dengan blusukan ke pasar tradisional.

Segarnya Es Kelapa Muda NTB... Sesegar Keuntungannya.

Setiap orang memiliki rejeki-nya masing-masing. Namun, rejeki dapat dijemput tentunya dengan berusaha. Usaha atau bisnis sudah pasti sangat beragam. Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keahlian yang berbeda antara satu orang dan yang lainnnya. Perbedaan inilah yang menciptakan harmoni dalam kehidupan. 

Namun demikian, ada tipikal dari suku tertentu yang memiliki bisnis atau usaha sejenis. Ambil contoh, misalnya bila kita berbicara tentang bisnis besi bekas, maka orang-orang dari etnis madura-lah yang banyak berkecimpung di bidang tersebut. Demikian juga halnya dengan bisnis makanan dan minuman. 


Berbicara mengenai bisnis minuman, mungkin kita sudah tidak asing lagi minuman “Es Kelapa NTB”. Iya, NTB, adalah singkatan dari Nusa Tenggara Barat. Mengapa diberi nama demikian? Sudah dapat ditebak bahwa pelaku bisnis nya umumnya dari NTB. Fenomena menjamurnya bisnis minuman ini, mungkin tidak hanya terjadi di Banjarmasin, tetapi di berbagai kota besar lainnya.


Secara rasional, bila terjadi pertumbuhan jumlah suatu bisnis, tentunya ada alasan keuangan dibalik itu. Alasan inilah yang menjadi magnet bagi pelaku usaha tersebut untuk ekspansi, atau malah di duplikasi oleh orang lain. Namun seberapa menariknya bisnis beverage ini? Kita akan mengulasnya gambaran singkatnya dari informasi yang dikumpulkan dari pelaku bisnisnya.


Bahan dasar, yaitu kelapa muda, relatif mudah didapatkan karena sudah ada supplier yang rutin mengantar ke tempat usaha. Di akhir tahun 2021, harga kelapa naik dari Rp.4.500,- menjadi Rp.5.500,-, dan setiap buah kelapa, dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan 2-3 porsi minuman. Bahan dasar tersebut, kemudian ditambahkan dengan jeruk nipis dan es batu secukupnya,  membuat rasa es kelapa NTB ini menjadi lebih segar utamanya bila diminum siang hari, pas matahari menampakkan dirinya.


Mas Agus, pemilik usaha ini, mengakui bahwa dalam sehari normalnya buka 10:00 hingga 15:00 dan menghabiskan sekitar 80-100 buah kelapa, atau sekitar 200 porsi dengan harga Rp.6000,- per porsinya. Praktis, rata-rata nilai penjualan dalam sehari adalah sebesar Rp.1,2 juta, dikurangi biaya pembelian bahan baku sekitar sebesar Rp.500 ribu, sehingga yang pendapatan bersih sekitar Rp.700rb. Kalau dalam sebulan, silahkan dihitung sendiri ya….


Sebagai disclaimer, perhitungan ini dilakukan dengan asumsi-asumsi yang dibentuk dari hasil percakapan dengan pelaku usaha tanpa secara langsung menyampaikan besarnya keuntungan per hari. Dan perlu diingat bahwa asumsi perhitungan tersebut dilakukan berdasarkan perhitungan pesimis, dengan artian bahwa menggunakan nilai yang sedikit direndahkan dari potensi normal. 

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...