Minggu, 10 Januari 2021

Pengelolaan Praktis Keuangan Keluarga di Masa Pandemi

Pandemi yang masih belum belas kapan akan berakhirnya membuat, seksli lagi, kita harus dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan keluarga. Pengelolaan keuangan praktis perlu dilakukan tidak saja bagi keluarga yang memiliki pengahasilan tidak tetap, tetapi juga bagi keluarga yang memiliki penghasilan tetap atau bahkan double income. Ada tiga cara utama pengelolaan keuangan praktis di masa seperti ini antara lain, menambah penghasilan, membatasi pengeluaran, dan kombinasi keduanya.

Dalam hal menambah penghasilan, berbagai peluang dapat ditangkap dan dimanfaatkan sebaik mungkin, utamanya yang pengaruhnya besar terhadap pandemi. Mulai dari bisnis online yang menjual kebutuhan pemenuhan standar kesehatan, seperti masker, face shield, hand sanitiser, dan lain sebagainnya. Masyarakat yang bertidak protektif terhadap kemungkinan terpaparnya virus memerlukan proteksi ekstra untuk menangkal kontaminasi virus atau sumber penyakit lainnya. Bahkan menurut suatu sumber, lesunya penjualan mobil yang umum tidak dibarengi dengan lemahnya penjualan mobil mewah di masa yang sama. Sumber tersebut menyatakan bahwa sebagaian besar konsumen yang membeli mobil mewah di masa pandemi ini adalah konsumen yang membiliki bisnis alat kesehatan atau produk yang berhubungan dengan menjaga kesehatan.

Selain produk alat kesehatan yang khusus, masyarakat juga terus berupaya untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka dengan mengkonsumsi berbagai bahan makanan, atau pun produk yang diyakini dapat meningkatkan imunitas. Produk seperti madu, kurma, vitamin, sayur mayur, buah-buahan, dan rempah rempah seperti jahe, kunyit, temu lawak, dan lain sebagainya juga membutuh diburu di saat seperti ini. Peluang besar bila kita dapat memanfaatkannya kesempatan ini baik via online maupun offline. Namun kecenderungan orang untuk stay at home dan akses teknologi informasi yang lebih baik membuat kesempatan untuk bisnis online menjadi lebih prospektif.

Pundi pundi penghasilan juga dapat ditingkatkan dengan menjual makanan sehat siap saji. Sehat disini maksudnya selain dari bahan yang baik, juga diproses, dan disajikan secara higienis. Ini sangat penting mengingat banyak masyarakat akan sangat concern terhadap kesehatan makanan yang mereka konsumsi untuk menjaga stamina mereka atar tetap fit dan didukung dengan asupan gizi yang seimbang. Bagaimana menyakinkan bahwa makanan yang ditawarkan telah melalui proses kontrol yang ketat atas standar kesehatan, utamanya yang erat kaitannya dengan mengantisipasi terjangkitnya covid-19 yang tidak diinginkan bersama.

Selain menjual produk, bisnis jasa juga dapat dilirik. Kecenderungan untuk stay at home dan work from home membuat orang berupaya sebaik baiknya untuk membuat mereka tinggal dirumah dan bekerja dirumah dengan lebih nyaman. Jasa pembuatan furnitur tertentu mungkin cukup menjanjikan. Orang akan selalu mencari suasana baru dari rumah yang mereka huni. Contoh lainnya adalah bisnis penjualan dan pemasangan wall paper, bisnis bunga, taman, dan lain sebagainya tentunya sangat diminati dalam suasana seperti ini. Jasa lainnya juga seperti jasa pembuatan website atau akun sosial media enhancement, menjadi lebih banyak diminati. Jasa foto dan sekalian edit gambar juga bisa dilirik dimasa seperti ini.

Terkait dengan hobi, ada berbagai bisnis yang juga menawarkan keuntungan tersendiri. Penggunaan sepeda misalnya, yang digunakan sebaagi sarana olahraga masyarakat, bahkan sampai dengan tanaman hias, dan binatang peliharaan. Semuanya masih memiliki penggemarnya yang fanatik. Tentu juga harus didukung dengan pupuk dan pangan serta berbagai kebutuhan relevan lainnya. Sekali lagi, ini menjadi peluang bagus.

Setelah berbicara mengenai pemasukan tambahan yang dapat diperoleh, maka selanjutnya ada baiknya kita juga membahas mengenai bagaimana mengelola pengeluaran dengan bijak. Menahan untuk membelanjakan uang untuk sesuatu yang memang betul betul dibutuhkan menjadi tantangan tersediri, utamanya bagi yang sudah terbiasa untuk belanja berlebihan dengan intensitas yang tinggi. Perhatikan bahwa apakah sesuatu itu memang diperlukan, ataukah hanya merupakan keinginan semata yang mungkin tidak akan memiliki utilitas yang tinggi. Keinginan untuk update HP misalnya, mungkin untuk sementara ditunda dulu, mengingat belum terdapat lompatan yang berarti atas fitur teknologi yang ada sekarang. Teknologi 5G memang menggoda, tetapi sampai saat ini, layanan dengan broadband ini masih belum secara resmi diluncurkan ke publik. Ada berbagai handphone flagship yang sudah menawarkan ini, tetapi akan lebih bijak bila menunda dulu, siapa tau saat sudah tersedia jaringannya, ada produk hp yang lebih baru lagi yang akan menggoda untuk dibeli lagi. 

Keputusan untuk membeli pakaian baru, sebaiknya juga ditunda dulu. Memang efeknya panjang bagi usaha yang menggeluti bidang ini, mereka akan terimbas dengan keputusan ini, namun kondisi ekonomi memang menekan segalanya sehingga pelaku usaha ini akan memikirkan juga untuk menawarkan produk sesuai kebutuhan pelanggan seperti misalnya membuat masker dan lain sebagainya. Poinnya adalah bagaimana kita bisa menekan pengeluaran di bidang ini, dengan harapan dapat mengalokasikannya pada hal yang mungkin lebih penting dan mendesak, misalnya untuk kepentingan berobat, atau bahkan membantu sanak keluarga yang terdampak secara ekonomi dari adanya pandemi ini.

Bahkan untuk bagi seragam anak sekolah, mungkin harus disikapi dengan bijak untuk tidak membeli keseluruhan diawal, mengingat proses belajar  mengajar masih berbentuk daring. Dikhawatirkan juga, pertumbuhan akan yang cepat juga akan membuat apa yang sudah kita beli di awal tahun ajaran menjadi kekecilan dan akhirnya harus beli yang baru lagi. Ada baiknya untuk menglokasikannya pada hal yang lebih perlu misalnya untuk membeli gawai yang dapat digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar.

Pengeluaran untuk investasi harus dipertimbangkan dengan matang. Saat ini, selain merupakan waktu yang tepat untuk berinvestasi di sektor tertentu, karena banyak pihak yang tidak mampu bertahan di terpa krisis ini, dan mereka kepepet perlu uang, biasanya asset dijual cepat dengan harga miring. Tetapi tetap harus bijak juga mengingat keperluan mendasar kita harus dapat diproyeksikan kedepannya untuk tetap dapat tercukupi dengan dana yang tersedia. Jangan telalu berharap untuk mendapatkan keuntungan yang cepat dari investasi yang dilakukan pada masa seperti ini. Lebih bijak lah untuk mengantisipasi semuanya.

Menggunakan layanan pemerintah melalui asuransi kesehatan yang ditawarkan, mungkin juga merupakan salah satu solusi dalam pengelolaan keuangan. Meskipun demikian, kita tetap harus mencadangkan dana untuk keperluan yang sifatnya mendesak dan tiba-tiba seperti karena sakit, dan lain sebagainya.

Terkait dengan barang atau jasa yang dikonsumsi secara rutin yang sudah menjadi kebutuhan mendasar, mau tidak mau tetap harus dipenuhi, namun bagaimana cara pemenuhannya menjadi hal yang perlu diperhatikan. Mengurangi intensitas belanja dengan cara membuat daftar belanjaan dan membeli dalam jumlah yang relatif lebih banyak untuk sekali belanja dan berbelanja di tempat yang terkenal lebih murah bisa menjadi satu alternatif bagus. Perbedaan jumlah uang yang dikeluaran terkadang sangat signifikan, dapat menghemat jauh lebih banyak. Namun perlu diperhatikan, apakah di rumah tersedia tempat atau media untuk penyimpanan yang cukup untuk menyimpan sementara bahan makanan yang sudah dibeli sebelum diolah menjadi makanan jadi. Kapasitasi lemari pendingin disini perlu diperhatikan, dan juga masa kadaluarsa dari produk yang akan dibeli juga perlu diperhatikan. 

Akhir kata, secara naluriah biasanya kita semua bisa mengatasi dan melakukan berbagai hal yang telah dipaparkan diatas. Tetap berlaku bijak untuk berinvestasi untuk meningkatkan pendapatan dan di saat yang sama harus dapat juga mengelola pengeluaran dengan baik. Kombinasi keduanya bila dilakukan dengan baik akan setidaknya mengurangi dampak pandemi dan krisis yang ada.

Rabu, 06 Januari 2021

Suka Duka Sekolah dan Kuliah dengan Proses Belajar Mengejar Secara Daring (Online)

Pandemi covid 19 yang telah berlansung selama kurang lebih setahun, banyak sekali membuat perubahan dalam tata pola kehidupan kita. Pandemi ini juga menyebabkan mati surinya berbagai profesi. Namun, disisi lain, profesi atau perusahaan tertentu bahkan dapat membuat keuntungan ekstraordinary. Banyak saudara-saudara kita yang kurang beruntung dengan adanya kondisi semacam ini. 

Demikian juga dengan profesi pendidik. Meskipun banyak yang melihat bahwa profesi ini tidak terlalu terimbas dengan pandemi, tetapi kenyataannya tidak demikian. Untuk lebih meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang profesi ini. 

Sesuai dengan judul, sukanya profesi ini antara lain, penghasilan hampir tidak berubah, kerja dari rumah, dan dengan demikian, dapat lebih dekat dengan keluarga.  Bagi PNS penghasilan sebagai pendidik mungkin tidak banyak perubahan, kecuali terkait honor honar tertentu yang umumnya ada bila ada kegiatan. Selain itu, terkait beraktivitas di dalam rumah sudah menjadi impian banyak orang, tentu karena selain dapat intens berkumpul dengan keluarga, juga dapat dapat lebih beraktivitas sambal melakukan aktivitas lain yang tidak mungkin dilakukan di sekolah atau kampus.

Namun sayang, tidak semua yang kelihatannya indah itu seindah aslinya. Setumpuk pekerjaan yang menunggu karena tugas harus dilakukan secara daring, yang ini memerlukan penyesuaian kebiasaan baru. Bagi yang muda, mungkin ini bukan suatu masalah, tetapi bagi yang lebih tua, yang sudah tidak cukup fleksibel untuk berubah menyesuaikan tuntutan pekerjaan yang ada, ini menjadi suatu masalah yang berarti. 

Teknologi komunikasi membuat pekerjaan untuk profesi ini tidak mengenal batas waktu dalam bekerja. Tidak hanya terbatas 8 jam sehari sebagaimana layaknya karyawan atau pegawai kantor, profesi ini menuntut waktu yang lebih. Kelihatannya tatap muka hanya memakan waktu dua, tiga, atau empat jam sehari.  Namun harus dipahami bahwa membuat persiapan untuk proses belajar mengajar ini memakan waktu paling sedikit dua setengah jam untuk satu jam proses belajar menganjar. Secara jumlah waktu, untuk tatap muka 5 jam sehari, maka ekuivalen dengan 12,5 jam sehari. Belum lagi dengan membuat soal ujian, memeriksa tugas-tugas, ujian, dan membuat soal dan berbagai tugas administrator lainnya.

Kontak emosional akan sangat berbeda bagi perkuliahan online. Keterlibatan emosional yang tinggi dapat terjadi di ruang kelas. Pengalaman yang lebih dari suasana kelas dan nuansa interaksi sosial yang tercipta belum dapat digantikan dengan penggunaan teknologi ini. Efeknya juga dapat terlihat dari kecerdasan emosional yang perlu upaya berkali kali lipat untuk mendapatkan proses pembelajaran online. Ini juga akan sangat berpengaruh pada pengembangan sosial peserta didik.

Dari sisi peserta didik, sebagian ada yang senang (khususnya bagi yang cenderung introvert) dan sebagiannya lagi cenderung merasa kehilangan kontak sosial (bagi yang ekstrovert). Akibatnya, proses belajar mengajar dan perkulihan dilakukan secara "terpaksa". Tidak jarang terjadi pengabaian dengan memanfaatkan fitur teknologi konferen yaitu dengan menonaktifkan fitur kamera dan microphone sehingga peserta didik dapat mengikuti proses belajar mengajar sembari rebahan atau melakukan sesuatu yang lain, bahkan meninggalkan tempat sambil tetap mengaktifkan aplikasi konferensi tersebut di gadget mereka.

Bagi pendidik, ini semacam tantangan sendiri. Ini karena ketersedian akses internet yang belum merata ke seluruh masyarakat, utamanya yang letaknya relatif jauh terpencil. Memaksakan untuk terus online juga akan membuat timbulnya biaya yang berlebih dan tidak jarang ketidak stabilan koneksi internet membuat semakin tidak efektifnya proses belajar mengajar.

Semuanya kembali ke niatan masing-masing. Jelas bahwa pandemi sudah merampas kebebasan sebagian besar masyarakat. Bagaimana kita mensikapinya adalah hal yang lebih penting. Bagaimana juga mengoptimalkan proses transfer of knowledge and enhance the attitude melui kegiatan belajar mengajar secara daring

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...