Selasa, 25 Agustus 2009

Manajemen Keuangan Era Milenium Baru

Di tahun 1900-an manajemen keuangan lebih banyak membahas mengenai aspek legal dari merjer, pendirian perusahaan, dan berbagai aturan tentang bagaimana perusahaan menerbitkan saham. Ketika depresi terjadi, sekitar tahun 1930-an, penekanan manajemen keuangan bergesar pada kebangkrutan, reorganisasi, likuiditas perusahaan, dan regulasi pasar modal. Selama tahun 1940-an dan diawal 1950-an, manajemen keuangan berlanjut dengan lebih deskriptif, berorientasi intitusional, dan lebih banyak membahas dari sudut pandang orang luar perusahaan dibandingkan dengan manajer yang merupakan orang dalam perusahaan. Namun, pergerakan menuju pada analisis teoritikal dimulai pada akhir tahun 1950-an, dan fokus bergeser pada keputusan manajerial yang diarahkan untuk memaksimisasi nilai perusahaan.

Fokus pada memaksimisasi nilai perusahaan terus berlanjut seperti diawali abad 21. Namun, ada dua tren penekanan yang semakin penting, yaitu pertama, globalisasi bisnis, dan kedua, peningkatan penggunaan teknologi informasi. Seperti pembahasan saya sebelumnya tentang globalisasi (baca disini), dua kecenderungan diatas berpotensi memberikan keuntungan lebih baik dan meminimumkan risiko (Ingat konsep diversifikasi yang pernah kita bahas, disini atau hasil penelitian saya, disini). Disisi lain, globalisasi dan penggunaan teknologi informasi juga dapat berlaku sebaliknya, menggerus keuntungan dan memperbesar risiko.

Globalisasi Bisnis

Globalisasi Bisnis belakangan ini bukan lagi sebagai pilihan, tetapi lebih kepada tuntutan. Mau tidak mau, perusahaan harus berusaha tidak termakan oleh adanya globalisasi. Adanya kontrak perdagangan bebas seperti AFTA, dan sejenisnya membuat perusahaan harus lebih siap untuk menghadapi persaingan. Awalnya yang dianggap pesaing adalah perusahaan sejenis di industri dan lokasi yang sama, tetapi di era globalisasi pesaing bahkan juga merupakan perusahaan yang mungkin berada di benua yang lain.

Penjelasannya sangat sederhana, dengan semakin terbukanya negara-negara, maka setiap institusi akan mencari sumber daya yang paling efisien, dan paling efektif. Baik dari segi biaya dan kualitas. Ambil contoh, perusahaan akan mencari sumber daya seperti tenaga kerja yang relatif murah dengan produktivitas tinggi, contohnya dari Vietnam. Bahan baku murah dari negara yang mungkin mau menjual murah, seperti di Indonesia. Uang atau modal, atau pinjaman dari negara yang mempunyai tingkat bunga kredit rendah, misalnya Jepang. Membeli mesin dengan kualitas baik dengan harga miring, misalnya dari Korea. Kemudian memasarkan produknya di negara dengan tingkat pendapatan per kapita relatif tinggi seperti di Amerika.

Peningkatan Penggunaan Teknologi Informasi

Ada berbagai bentuk penggunaan teknologi informasi yang berpengaruh terhadap perubahan penekanan manajemen keuangan. Akan tetapi kita akan lebih menekankan pada penggunaan internet. Ketika artikel ini ditulis, menurut world internet stats, populasi pengguna internet berjumlah sekitar 6,8 milyar orang. Bayangkan berapa besar potensi pasar yang dapat diraup dari sini. Berapa banyak juga informasi yang dapat diakses oleh setiap orang.

Keterbukaan informasi sudah semakin lumrah. Ketertutupan atau menghindari penggunaan teknologi informasi mungkin akan berakhir pada kisah tragis. Bayangkan berapa besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari ketersediaan informasi tentang sumber daya seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, seperti yang telah kita bahas sebelumnya.

Karena kedua kecenderungan baik globalisasi maupun meningkatnya penggunaan teknologi informasi, maka dari penjelasan diatas, dapat diprediksi bahwa orientasi manajemen keuangan, praktis lebih banyak menekankan pada pembahasan tetang membentuk modal dari pasar modal global, pemenuhan kebutuhan tambahan dana dengan hutang dengan luar negeri beserta regulasi dan implikasinya terhadap pajak. Dan yang tidak kalah penting, bagaimana perusahaan dapat membuka anak perusahaan baru untuk memaksimalkan nilai perusahaan secara keseluruhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...