Kamis, 24 Februari 2011

Keunikan Sebagai Bentuk Kesempurnaan

Manusia memang tidak lengkap tanpa keinginan dan harapan. Yang memprihatinkan dari naluriah ini adalah ketidak puasan. Walaupun Tuhan menciptakan setiap individu dengan fisik yang sempurna, tetapi persepsi manusia tentang kesempurnaan ini memaksa mereka untuk mengubah apa yang dimilikinya. Tujuannya kebanyakan untuk mempercantik diri, kepercayaan diri, dan lain sebagainya.

Orang barat dengan karakter kulit yang putih banyak yang cenderung menyukai bila kulit mereka kecoklatan seperti layaknya orang Asia. Demikian juga sebaliknya, orang Asia yang yang umumnya berkulit kecoklatan menginginkan kulit putih. Bahkan propaganda berbagai produk kecantikan kulit menstigmakan bahwa putih adalah cantik. Padahal ini tentu saja tidak bisa dianggap benar. Bukan hanya terhadap wanita, pria sekarang ini juga banyak yang memiliki kecenderungan yang sama.

Banyak public figure yang melalukan operasi plastic untuk mendapatkan bentuk anggota tubuh yang sesuai keinginan mereka. Tetapi tetap saja, kesempurnaan semu yang coba ditempilkan selalu sangat mudah diidentifikasi oleh orang lain. Kepalsuan itu sangat mudah terbaca, hingga terkadang mengaburkan identitas sesungguhnya dari diri mereka. Mungkin itu yang selalu mereka katakana sebagai “menjadi diri sendiri”.

Bisakah kita membayangkan bagaimana teknologi di masa yang akan datang bisa mengubah penampilan seseorang menjadi seseorang yang secara fisik benar-benar baru. Arahnya mungkin akan sama, karena sebagian besar orang mempersepsikan kecantikan dengan seragam, hingga nantinya setelah dilakukan perubahan, orang akan terlihat mirip. Jadi dimana keunikan yang menjadi pembeda diri mereka dengan lainnya?

Bentuk tubuh diciptakan sesuai dengan porsinya dan membuat kesembangan yang sempurna sehingga walaupun terlihat berbeda. Jadi disitulah sebenarnya letak kesempurnaan. Jangan terjabak dengan kesempurnaan semu dari perspektif kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...