Sabtu, 17 Juli 2010

Prospek Usaha Batu Bata Sungai Tabuk Banjarmasin

Di suatu kesempatan saya sengaja menyempatkan diri untuk melakukan studi kecil-kecilan mengenai kondisi dan prospek usaha pembuatan batu bata. Studi ini sebenarnya dilakukan untuk memenuhi dua tujuan utama yaitu, pertama mencari informasi mengenai pemasok batu bata, dan kedua, mempelajari lebih prospek dan tantangan dalam berbisnis batu bata tersebut.

Studi kecil-kecilan ini sebenarnya tidak secara formal memberikan semacam kuisioner, tetapi lebih kepada pengajuan pertanyaan secara lisan. Sampel yang diambil adalah lima industri rumahan pembuatan batu bata di Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Studi ini menunjukkan bahwa kapasitas produksi industri rumahan pembuatan batu bata di Kec. Sungai Tabuk bervariasi, mulai dari 26.000 buah per bulan hingga mencapai 120.000 buah bata per bulan. Permintaan pasar terhadap bata jenis ini tetap tinggi dimana terbukti dengan menipisnya jumlah stok yang dimiliki industri rumahan tersebut dan pada beberapa kasus masih banyak order yang belum bisa terpenuhi. Harga berfluktuasi tergantung permintaan penawaran bata berkisar antara Rp.380,- sampai dengan Rp.500,- per buah bata. Dalam kondisi normal, industri rumahan batu bata ini mampu membukukan laba sekitar Rp.5 juta hingga Rp. 6 juta per bulan, atau 60 juta hingga 72 juta rupiah setiap tahunnya. Gambaran ringkasnya dapat dilihat dari proyeksi laporan laba rugi dan neraca berikut.

Kalkulasi keuangan bisnis ini dalam kondisi normal sebagai berikut.

Industri Rumahan Batu Bata Sungai Tabuk
Proyeksi Laba Rugi
Untuk Periode 1 Bulan


Dalam Rp.-
Penjualan (35rb xRp.400,-)
14,000,000
Biaya:

- Upah Mengambil tanah liat (2org x Rp.1jt) 2,000,000
- Upah Mencetak (3org x Rp.1jt) 3,000,000
- Upah Membakar (2org x Rp.1jt) 2,000,000
- Bahan Bakar (4ret limbah ulin xRp.250rb) 1,000,000
Laba Operasi
6,000,000
Pendapatan Angkut (Rp.120rb x 35)
4,200,000
Biaya Bahan Bakar Pickup (((2x25km)/10 x Rp.4500) x 35) 787,500
Biaya Perawatan Pickup ((2x25km)xRp.300 x 35) 525,000
Biaya Penyusutan Pickup (100jt-30jt)/(8thn x 12bln) 729,167
Upah buruh angkut (2org x 30rb x 35kali) 2,100,000
Penyusutan gudang (6jt / (3thn x 12bln)) 166,667
Laba Bersih

5,891,667


Dalam setahun, laba bersih perusahaan dapat mencapai Rp.70jt.

Aliran kas bersih dalam setahun= Rp.81.450.000,- ((5.891.667 + 729.167 + 166.667) x 12bulan)

Bila modal awal sebesar Rp.250jt yang dialokasikan untuk:
  • Tanah Rp.120jt
  • Bangunan Rp. 30jt
  • Mobil operasional Rp.100jt
Maka:
Periode pengembalian investasi= Rp.250jt/Rp.81,45jt= 3,07 tahun
Dengan mempertimbangkan berbagai risiko yang diakomodasi melalui penurunan nilai sebesar 12% maka periode pengembalian investasi menjadi= 4,8 tahun.

Perhitungan tersebut diatas dengan asumsi nilai rata-rata. Secara optimis kita bisa mendapatkan keuntungan yang lebih bila berinvestasi misalnya dengan 4x skala produksi rata-rata industri tersebut dengan harapan tingkat keuntungan yang diperoleh bisa lebih besar dari 4 kali lipat akibat pemanfaatan aset seperti luas areal, gudang dan pickup secara bersama-sama dan atau bergantian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...