Jumat, 25 Desember 2020

Pengalaman Pertama Menggunakan MacBook Pro 2017


Bagi sebagian orang, MacBook adalah daily driver mereka. Komputer yang mereka gunakan dalam kesehariannya. Tetapi, bagi saya Windows adalah teman setia dalam membantu saya menjalankan setiap aktivitas saya. Membuat laporan, menyiapkan bahan ajar, setting perkuliahan online, video streaming, sampai mengerjakan berbagai proyek yah, menggunakan Windows. Bagi saya, saat itu tidak pernah terbayangkan untuk menggunakan komputer dengan sistem operasi lainnya. 

Dalam beberapa kesempatan, saat meeting offline dengan berbagai rekan kerja, semakin banyak diantara mereka yang menggunakan MacBook. Tetapi tetap saja, saya merasa bahwa laptop saya yang ber-OS windows lebih memudahkan saya. Saya mengerti, ini mungkin hanya faktor kebiasaan. Beberapa laptop windows yang masih aktif menemaniku antara lain HP Elitebook Folio 1040 G1, yang memang masih mengikat hatiku. Selain itu ada Fujitsu U772 yang bodynya aduhai. Kedua laptop premium tersebut sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk saya.

Sampai pada suatu ketika, tidak sengaja di marketplace muncul iklan laptop MacBook Pro 2014 dengan harga yang menawan. Ketauan udiknya begitu ngeliat unitnya, nyuruh orangnya untuk ngajarin hanya untuk sekedar menampilkan spesifikasi MacBook dan CC nya. He he he. Tetapi memang belum jodoh, kata sepakat pun tidak tercapai dan batallah transaksi. 

Sedang asyik nyari upgrade untuk HP folio ku, trus ada yang nawarin MacBook Pro 2017 dengan harga yang menggoda. Butuh uang katanya. Ternyata setelah dihubungi janjian ketemu esok harinya, dan apesnya, dia besoknya mengurungkan niatnya. Batal lagi nih, dałam hati. Tetapi berselang lebih dari seminggu dia me-WA dan nawarin unitnya. Tanpa pikir panjang, aku langsung buat janji ketemuan, dan akhirnya jadi deh dipinang.

Ketar ketir juga sih, soalnya ga ngomong sama istri sebelumnya. Begitu tau, dia gak marah, tapi cuman ngomong sebenarnya duitnya bisa dipake untuk kepentingan lain yang lebih penting. Tetapi dia menyadari bahwa memang tuntutan pekerjaanku seperti ini, jadi yah... dia oke oke aja. Terima kasih sayang. Selanjutnya, semoga di posting mendatang, saya bisa cerita pros dan cons nya menggunakan MacBook Pro 2017 ini. Karena mungkin terlalu dini kali saya langsung nulis topik tersebut hanya berselang 1 hari setelah pegang unitnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...