Jumat, 25 Maret 2016

Suku Bunga Negatif Perbankan Jepang

Tokyo - Sebuah langkah yang mengejutkan, bank sentral Jepang, Bank of Japan akan menerapkan suku bunga negatif.
Suku bunga acuan Jepang akan ditetapkan -0,1%. Yang artinya, perbankan justru akan mengenakan biaya kepada para pemegang deposito, yang seharusnya pemegang deposito lah yang mendapatkan bunga dari perbankan.
Penerapan suku bunga negatif ini untuk menekan merosotnya ekonomi Jepang saat ini, yang merupakan ekonomi terbesar ketiga di dunia.
Bank Sentral Eropa juga menerapkan hal yang sama untuk bisa menjaga perekonomiannya, yaitu dengan menerapkan kebijakan suku bunga negatif.
Keputusan tersebut telah disetujui oleh 5 dari 9 suara di rapat dewan gubernur BoJ.
"BoJ akan memangkas suku bunga ke negatif jika dinilai perlu," tulis Bank of Japan, seperti dilansir BBC , Jumat (29/1/2016).
Keputusan memangkas suku bunga akan terus berlanjut hingga target inflasi sebesar 2% bisa tercapai.
Mengapa Jepang membuat langkah ini?
- Jepang saat ini sedang menghadapi inflasi yang sangat rendah. Masyarakat Jepang kelebihan uang karena mereka lebih memilih berinvestasi dan menyimpan uangnya di bank dibandingkan untuk belanja.
- Pemotongan biaya pinjaman perbankan. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengeluaran domestik dan investasi bisnis.
- Hal ini juga bertujuan untuk mendorong kenaikan inflasi. Masyarakat Jepang didorong untuk membelanjakan uangnya ketimbang menyimpannya di bank.
Inflasi Jepang per Desember 2015 tercatat hanya 0,1%, jauh di bawah target bank sentral Jepang.
Bursa saham Asia naik dan nilai tukar yen jatuh di seluruh perdagangan merespons pengumuman tersebut.
"Suku bunga negatif adalah salah satu instrumen yang terakhir yang akan dilakukan BOJ," kata Martin Schulz dari Fujitsu Institute di Tokyo.
Schulz memperingatkan bahwa di zona euro, suku bunga negatif dilakukan untuk mengatasi krisis keuangan, sedangkan Jepang untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi yang selama ini bejalan lambat.
"Di Jepang, penyaluran kredit tidak gencar bukan karena bank tidak mau meminjamkan, tetapi karena mereka tidak melihat perspektif bisnis yang bagus ke depan, dengan suku bunga negatif sekali pun".
"Mereka membutuhkan peluang investasi dan itu hanya dapat dicapai oleh reformasi struktural,bukan dengan kebijakan moneter," katanya.
(drk/hns)
Sumber:detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...