Jumat, 18 Desember 2009

Satu Mata Uang Dunia

Bagi pelaku dunia usaha yang bersinggungan dengan ekspor-impor tentunya sudah tidak asing lagi dengan transaksi valas. Sangat pentingnya memperhatikan pergerakan nilai tukar dan bagaimana memprediksi arah pergerakan nilai tukar tersebut tentunya bukan tanpa alasan. Tidak jarang perusahaan ekspor-impor yang bahkan merugi akibat selisih kurs walaupun sebenarnya perusahaan tersebut mencetak keuntungan operasional yang tidak sedikit.

Krisis ekonomi negara-negara di Asia tahun 1998 menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi kita untuk tidak masuk pada jebakan yang sama. Tentunya nilai tukar bukan merupakan satu-satunya penyebab krisis pada saat itu. Kebijakan pemerintah terkait regulasi pasar uang dan modal, dan masih banyak faktor penyebab lainnya. Namun, pengabaian terhadap potensi risiko terkait mata uang merupakan kasus yang paling jamak pada saat itu.

Gelembung ekonomi (economic bubble) banyak digunakan untuk menggambarkan kondisi perekonomian pra krisis. Selain dari sektor pemerintahan, sektor swasta menambah ruwetnya permasalahan. Pemerintah tidak memiliki mekanisme untuk mengontrol akses pihak swasta terhadap modal yang bersumber dari luar negeri. Hembusan isu yang menciptakan kepanikan masyarakat saat krisis membuat semakin terpuruknya nilai rupiah dan selanjutnya banyak menumbangkan sektor swasta yang dinyatakan pailit karena tidak mampu membayar hutang dengan nilai dolar yang sama tetapi sudah bernilai perlipat-lipat kali bila dikonversi dalam mata uang rupiah. Sungguh mengenaskan.

Bercermin dari pengalaman uni eropa, sejak diperkenalkannya mata uang Euro 1 Januari 1999, dengan nilai 0,9 Dollar Amerika per Euro, terjadi penguatan nilai di saat artikel ini di tulis menjadi 1,4577 Dollar per Euro. Tetapi yang ingin kita cermati bersama, bahwa penguatan nilai mata uang tersebut merupakan cermin dari dampak positif yang timbul akibat penghapusan risiko tamban atas investasi bagi negara negara yang tergabung dalam uni eropa. Iya. Risiko selisih kurs dalam hal ini dapat dianggap….. nol atau dihapuskan.

Bisa Anda bayangkan seberapa besar aura positif yang dapat ditimbulkan dengan memperluas konsep penerapan satu mata uang di uni eropa ini menjadi satu mata uang untuk seluruh dunia. Ringkasan keuntungannya mungkin dapat dikelompokkan menjadi:
  • Eliminasi kerugian selisih kurs.
  • Memudahkan calon investor dari dalam maupun luar negeri untuk memproyeksikan penganggaran modal.
  • Menghapuskan ruang bagi spekulan atau spekulator untuk mengambil keuntungan yang menyebabkan gelembung ekonomi.
  • Menciptakan landasan mendasar bagi terstandarnya nilai faktor-faktor produksi.
  • Meminimalisir biaya transaksi.
  • Menciptakan kondisi yang lebih kondusif dalam investasi riil.

Mungkin masih banyak lagi kelebihannya, walaupun tantangan yang menghadang juga harus diidentifikasi dan ditangani dengan baik.

Semoga bisa menjadi renungan dan inspirasi bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...