Minggu, 12 Agustus 2012

2.1. Mengapa penting untuk memformulasi dan memperjelas topik riset?


2.1. Mengapa penting untuk memformulasi dan memperjelas topik riset?

Sebelum memulai sebuah proyek riset kita harusnya sudah memiliki ide. Ini mungkin merupakan bagian yang paling sulit, dan tentunya penting, yang merupakan bagian dari proyek riset. Tanpa adanya ide yang jelas, akan sulit untuk merencanakan bagaimana riset tersebut harus dijalankan. Bila diilustrasikan dengan perjalanan menuju suatu tempat, ide merupakan suatu tempat yang akan dituju. Kita tidak bisa jalan begitu saja tanpa arah tujuan. Bila tujuan tidak dapat diidentifikasi dengan baik, maka akan sangat sulit untuk menentukan jalan mana yang akan diambil, alat yang akan digunakan, dan cara menggunakannya dalam upaya mencapai tujuan. Sehingga baik jalan, cara, dan alat yang diambil menjadi tidak penting.

Memformulasi dan memperjelas topik riset merupakan titik suatu awal riset. Bila topik riset sudah jelas, akan lebih mudah untuk menetapkan strategi riset, pengumpulan data, dan teknik analisis yang tepat. Memformulasikan dan memperjelas topik riset menyita banyak waktu dan mungkin menemui jalan buntu. Namun, tanpa meluangkan waktu untuk hal ini, akan sangat sulit untuk sukses dalam riset.

Tahap awal dalam memformulasikan dan memperjelas topik riset adalah membuat dan menyempurkanan ide riset, selanjutnya mengubah ide riset menjadi permasalahan dan tujuan riset. Namun sebelum membahas itu, akan lebih baik jika kita memahami bagaimana ciri riset yang baik.


Bab 2. Memformulasi dan Memperjelas Topik Riset

Bab 2. Memformulasi dan Memperjelas Topik Riset

Outline:
2.1. Mengapa penting untuk memformulasi dan memperjelas topik riset?
2.2. Ciri topik riset yang baik
2.3. Membuat dan menyempurnakan ide riset
2.4. Mengubah ide riset menjadi proyek riset
2.5. Menulis proposal riset


Daftar isi  

Sabtu, 11 Agustus 2012

1.4. Proses Riset/Penelitian

1.  Sifat riset bisnis dan manajemen dan struktur buku ini
1.4. Proses Riset/Penelitian

Banyak sumber yang menyajikan bagaimana proses riset/penelitian itu seharusnya dilakukan dalam melakukan dan menyelesaikan proyek riset/penelitian. Sebagian besar menjelaskan berbagai tahapan yang dibuat bervariasi jumlahnya. Tetapi umumnya terdiri dari formulasi dan memperjelas topik, review literatur, memilih strategi, mengupulkan data, menganalisis data dan terakhir menulis laporan akhir.

Meskipun tahapannya jelas dan secara linier, namun dalam prakteknya sangat jarang periset yang betul-betul taat pada kaidah tersebut. Umumnya, tahapan yang sudah digambarkan sebelumnya tidak hanya dilakukan dalam satu kali saja, akan tetapi banyak yang kembali pada beberapa tahapan sebelumnya dan melalukan penyesuaian kembali begitu seterusnya sehingga gambaran prosedur baku yang umumnya ada di text book, praktis tidak banyak digunakan. Berikut gambar proses riset.

Gambar 1.2. 
Proses Riset
  
 Sumber: Mark Saunders, Philip Lewis and Thornhill, 2003


Daftar isi 
 

Minggu, 05 Agustus 2012

1.3.Pengertian riset/penelitian bisnis dan manajemen


      1.  Sifat riset bisnis dan manajemen dan struktur buku ini
1.3. Pengertian riset/penelitian bisnis dan manajemen

Menurut Easterby-Smith et al. (2002), tiga kombinasi yang membuat bisnis dan manajemen berbeda adalah:
  1. Cara manajer (dan periset) menggambarkan pengetahuan yang dikembangkan oleh disiplin yang lain;
  2. Fakta bahwa manajer cenderung berkuasa dan sibuk sehingga tidak membiarkan peneliti terlibat didalamnya kecuali  ada alasan personal atau komersial.
  3. Syarat bagi periset untuk mendapatkan menghasilkan konsekuensi praktis yaitu dapat diterapkan dalam bisnis dan manajemen.
Gambar 1.1
Perbedaan Riset Dasar dan Riset Terapan


Riset Dasar
Riset Terapan
Tujuan:
- Peningkatkan pengetahuan proses bisnis dan manajemen.
- Hasil dari prinsip universal terkait dengan proses dan hubungannya dengan hasil.
- Temuan bersifat umum dan berlaku universal.

Konteks:
- Dilakukan oleh orang yang berbasis di universitas.
- Pilihan topik dan tujuan ditentukan oleh peneliti.
- Waktu yang fleksibel.
Tujuan:
- Memperbaiki pemahaman permasalahan bisnis dan manajemen tertentu.
- Pengetahuan baru terbatas pada permasalahan.
- Temuan praktis bersifat khusus yang relevan dengan nilai pada manajer dalam organisasi.
Konteks:
- Dilakukan oleh orang yang berlatar belakan beragam baik dari organisasi atau dari universitas.
- Tujuan dinegosiasi dengan negosiator.
- Keterbatasan waktu.

Sumber: Author’s experience; Easterby-Smith et al. (2002); Hendrick et al. (1993).

Meskipun riset yang dilakukan merupakan riset terapan, seharusnya dilakukan dengan dasar yang tepat yaitu sesuai metode, sehingga harus memperhatikan seluruh proses riset.

Kamis, 02 Agustus 2012

1.2. Pengertian riset/penelitian


1. Pengertian riset bisnis dan manajemen dan struktur buku ini
1.2.Pengertian riset/penelitian

Mungkin sudah sangat sering kita mendengar istilah riset dari berbagai media elektronik dan cetak. Tetapi terkadang kita sering terjebak dengan aktivitas yang mungkin saja bukan riset atau penelitian. Mengumpulkan fakta atau informasi tanpa adanya tujuan yang jelas, serta mengatur dan mengurutkan data tanpa interpretasi, keduanya belum dapat disebut riset.

Riset memiliki tiga karakteristik utama yaitu:
  1. Data dikumpulkan secara sistematis,
  2. Data diinterpretasikan secara sistematis,
  3. Ada tujuan yang jelas yang akan dicapai.
Sehingga kita dapat mendefinisikan riset sebagai sesuatu yang orang lakukan untuk mengetahui sesuatu secara sistematis, yang selanjutnya meningkatkan pengetahuannya. Riset sistematis bermakna bahwa riset didasarkan pada hubungan logis dan bukan keyakinan semata. Dalam hal ini, riset akan melibatkan penjelasan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, akan menyatakan bahwa hasil yang didapatkan memiliki makna, dan akan menjelaskan segala keterbatasan yang diasosiasikan dengannya. Tujuan riset dapat berbentuk menggambarkan, menjelaskan, memberi pemahaman, mengkritisi dan menganalisis. Selain itu juga harus terdapat tujuan yang jelas yang akan dicari tahu, seperti jawaban sebuah pertanyaan atau sejumlah pertanyaan (Ghauri dan Gronhaug, 2002).

Daftar isi

1.1.Tujuan buku metode riset/penelitian bisnis ini


1.1.Tujuan buku metode riset/penelitian bisnis ini

Buku ini didesain untuk membantu dalam pengerjaan proyek riset baik di tingkat sarjana maupun pascasarjana bisnis dan manajemen atau manajer. Harapannya, setelah membaca buku ini, kita bisa memahami mendalami berbagai pendekatan, strategi dan metode dalam menjalankan proyek riset sehingga dapat memilih yang terbaik sesuai kebutuhan.

Di berbagai buku, beragam penggunaan istilah metode dengan metodologi. Bahkan banyak sumber yang mempertukarkan istilah tersebut. Buku ini cenderung menggunakan istilah metode yang mengacu pada alat dan teknik yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data. Ini mencakup kuisioner, observasi, interview baik teknik statistic maupun non-statistik. Sebaliknya, istilah methodology mengacu pada teori bagaimana riset seharusnya dilakukan.

Buku ini juga utamanya disusun sebagai media penulis untuk dapat mendalami lebih jauh mengenai metode riset/penelitian melalui pembahasan dan tanggapan pembaca agar isu-isu terkini dapat diakumodir dengan baik.


Metode Riset/Penelitian Bisnis


Metode Riset/Penelitian Bisnis
  1.  Sifat riset bisnis dan manajemen dan struktur buku ini
  2. Memformulasikan dan mengklarifikasikan topik riset 
  3. Tinjauan kritis literatur
  4. Menentukan pendekatan riset dan memilih riset strategi
  5. Negosiasi akses dan etika reset
  6. Penentuan sampel
  7. Menggunakan data sekunder
  8. Mengumpulkan data primer melalui observasi
  9. Mengumpulkan data primer menggunakan interview semi-terstruktur dan in-depth
  10. Mengumpulkan data primer menggunakan kuisioner (questionnaire)
  11. Menganalisis data kuantitatif
  12. Menganalisis data kualitatif
  13. Menulis dan menyajikan laporan proyek

Soroako Dulu, dan Sorowako Kini.


Menyambung tulisan saya terdahulu yang bercerita tentang perjalanan dari Banjarmasin ke Sorowako melalui Makassar, kali ini ingin bercerita tentang kota Sorowako.

Setelah lima tahun lebih, saya ingin membandingkan berbagai kemajuan yang terjadi di kota kecil tersebut. Sebenarnya tidak terlalu banyak yang berubah, tetapi tetap saja ada hal-hal yang menarik untuk diulas.

Perubahan yang jelas utama dari nama kota itu sendiri yang awalnya Soroako, berubah menjadi Sorowako. Saya kurang mengerti lebih jauh apa yang melatar-belakangi perubahan ini. Apakah alasan semantik yang penyesuaikan cara mengeja terhadap cara penulisan. Atau mungkin ada sebab lain. Tetapi yang jelas,  kode pos 91984 dan kode telpon 0475 yang sudah ada tidak berubah dengan adanya perubahan tersebut, sehingga kendala alamat dan kode wilayah saya rasa tidak ada sama sekali.

Selanjutnya, perubahan terbesar yang terjadi di sana adalah bergantinya kepemilikan saham mayoritas perusahaan yang menjadi cikal bakal adanya kota Sorowako yaitu dari PT. INCO Tbk menjadi PT. Vale Tbk. Memang beginilah adanya bila terjadi akuisisi perusahaan. Pemilik yang baru tentunya ingin menancapkan eksistensinya dengan memberi identitas baru, pola manajemen baru, kebijakan baru, dan lain-lain yang arahnya tentunya disesuaikan untuk mengikuti credo dan budaya organisasi perusahaan akuisitor.

Dari sisi pemukiman, banyak berubahan yang terjadi disini. Kawasan perumahan milik perusahaan yang sedianya diperuntukkan bagi karyawan level staff di wilayah pontada dan salonsa, kini banyak yang tidak digunakan. Kebijakan perusahaan yang memberikan tunjangan perumahan yang cukup memadai sebagai alternatif bila pegawai tidak menempati rumah dinas yang menjadi penyebab ini terjadi. Bayangkan dengan nilai tunjangan perumahan sebesar kira-kira Rp.3,5 juta per bulan, orang akan lebih memilih untuk membeli rumah sendiri dengan cara kredit. Perlu diingat untuk level pegawai yang lebih tinggi lagi, besar tunjangan perumahan ini semakin besar.

Kawasan pemukiman yang awalnya disediakan bagi karyawan non staff kini beralih prioritas menjadi pemukiman staff dengan status kepemilikan hak milik. Harga juga menurut saya relatif mahal karena berbagai alasan seperti tingkat perekonomian masyarakat sekitar dan keterbatasan pengembang dan lahan perumahan. Sebelumnya, Sumasang yang merupakan nama wilayah pemukiman baru ini, awalnya adalah bekas semacam airport atau bandara di atas air bagi pesawat albatross, yaitu pesawat kecil berbaling-baling yang mampu mendarat di air. Namun itu sudah lama tidak difungsikan lagi, sampai kemudian berubah menjadi daerah pemukiman.

Dari sisi transportasi, alat transportasi yang melayani rute Makassar Sorowako tidak banyak berubah dari lima tahun sebelumnya. Untuk sarana transportasi udara memang terjadi perubahan jenis pesawat yang membuat kapasitas penumpang sekali terbang menjadi lebih banyak. Kontrak perusahaan aviasi yang melayani juga berubah sekarang menjadi bersama Indonesia Air Service. Dulunya perusahaan, PT. Inco, punya sendiri dua unit sebelum kemudian di outsorce kan ke perusahaan penerbangan lokal seperti merpati dan kemudian  IAS ini. Jumlah penerbangan sehari tetap sama, 2 kali sehari setiap hari dari dan ke Makassar. Untuk jalur darat, hanya ada satu tambahan perusahaan bus yang bermain disini yaitu Bintang Timur. Sebelumnya beturut turut dari awal ada Liman yang sekarang berevolusi menjadi New Liman, kemudian Litha & Co, dan Mega Mas. Setiap hari masing-masing perusahaan memberangkatkan minimal dua unit bus ke Makassar, dan dua unit bus dari Makassar ke Sorowako. Bedanya yang dulunya bus itu mengantar penumpang sampai rumah, sekarang hanya sampai di terminal saja. Angkutan kota kelihatannya sudah tidak ada lagi karena mayoritas sudah memiliki kendaraan sendiri, mobil dan motor. Dan bagi karyawan dan anak sekolah, perusahaan tetap menyediakan bus karyawan dan bus sekolah. Hanya saja merek busnya saja yang berubah dari lima tahun lalu. Dari Volvo menjadi Mercedess Benz. Namun jaman saya dulu sekolah bus yang digunakan adalah merek Blue Bird yang lazimnya kita lihat di filem-filem barat sebagai bus sekolah anak-anak disono.

Sarana pendidikan juga tidak banyak berubah. Jumlah sekolahnya sama, ada satu tambahan lembaga training, PPL kalo saya tidak salah namanya, yang bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk menyelenggarakan pelatihan untuk mempersiapkan peserta didik untuk siap kerja di perusahaan pertambangan. ATS atau Akademi Teknik Sorowako masih tetap ada dan arealnya kelihatannya bertambah luas, SMA, SMP, SD, dan TK yang ada praktis tidak banyak berubah hanya saja di wilayah SMP YPS Sorowako terlihat adanya pembangunan gedung beberapa lantai, yang katanya pengerjaannya sempat mangkrak beberapa tahun.

Sarana rekreasi praktis tidak banyak bertambah, hanya ada dua fasilitas permainan gratis yaitu luncuran di dua spot. Nah anak saya Ryu, paling seneng dibawa kesini. Satu terawat dan satunya lagi kondisinya mengenaskan. Pantai IDE juga sebenarnya sama tetapi sekarang dipercantik dengan disediakannya lahan parkir dan dibangunnya berbagai trotoar dan tempat duduk sepanjang bibir pantai. Ini juga tempat favorit Ryu saat disana. Yacht club juga tidak banyak berubah, hanya kayaknya saja yang berubah yang dulunya satu kayak hanya untuk satu orang, sekarang sudah ada yang hingga untuk tiga orang. Selancar kelihatannya tidak banyak berubah.

Jogging track, disiapkan bagi masyarakat yang ingin berolah raga. Lintasannya di buat dari Airport hingga Salonsa sepanjang kira kira 6 kilo meter (maaf kalo tidak tepat pajang lintasan yang saya tulis, hanya perkiraan saja) sehingga pengguna jalan tidak terganggu dan aman bagi pejalan kali dan yang berolah raga.

Selain itu, ada banyak juga yang tidak berubah. Yang paling saya rasakan adalah keterbatasan operator seluler dimana selain Telkom hanya Telkomsel dan Indosat. Saya yang membawa kartu tri tentu tidak dapat digunakan disitu sehingga harus menggunakan flash yang terkenal lelet disana. Sepertinya dari BTS yang ada, ada satu yang rusak sehingga bandwidth yang ada dijejali oleh seluruh onliners Sorowako sehingga koneksi jadi lelet.

Atau pastinya masih banyak lagi yang belum diulas di artikel ini. Bila ada yang tertinggal silahkan tambahkan dan tinggalkan pesan di komentar.

Selasa, 31 Juli 2012

Perjalanan Banjarmasin Makassar Sorowako

Terinspirasi dari pengalaman terakhir kali bulan Juni 2012 dimana sebelum melalukan perjalanan yang sudah beberapa tahun tidak dilakukan, dimana saya mencari informasi tentang beberapa kemungkinan moda transportasi yang bisa digunakan untuk sampai pada kota tujuan, Sorowako.

Kesempatan ini saya akan mengulas beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk melakukan perjalanan baik moda transportasi yang digunakan maupun biaya yang harus dikeluarkan.

Oke, saya mulai dari perburuan mencari tiket. Tiket pesawat awalnya saya pantau melalui website reservasi masing-masing aviasi. Mulai dari Merpati yang melakukan penerbangan langsung hingga yang transit seperti Lion Air dan lainnya. Setelah ngecek berapa harga tiket dan kemungkinan berangkat kita bisa langsung membeli menggunakan kartu kredit akan tetapi bagi Merpati, syaratnya beli tiket online adalah bahwa si pemegang kartu kredit harus ikut terbang, dan apabila tidak, harus ada persyaratan tambahan yang harus dilengkapi yang menurut saya agak ribet. Saya yang tidak memegang kartu kredit tentunya lebih baik bertransaksi melalui agen tiket langganan saya.

Benar saja, harga tiket Banjarmasin-Makassar yang saya dapat memalui travel agent langganan saya cukup bersaing dengan harga yang tertera di price list online. Bahkan saya bisa dapat diskon khusus. Harganya yang menurut saya cukup murah saat musim off peak liburan. Rp.520 ribu per orang yang saya beli untuk tiga orang. Sebagai catatan, di penerbangan lain harga termurah yang bisa saya dapatkan sebesar hampir Rp.800 ribu.  Untuk mengantisipasi ketidakpastian harga saat pulang (walau ini mengorbankan ketidak pastian kapan harus kembali saat diperlukan) saya juga langsung membeli tiket pulang dengan harga yang reasonable sebesar Rp.550 ribu per orang yang juga untuk tiga orang. Oh iya, travel juga bekerja sama dengan pemilik rental mobil untuk menyediakan alat transportasi dari tempat tinggal ke bandara sesuai kesepakatan. Biayanya kira-kira Rp.100 ribu dari Kota Banjarmasin ke Bandara Samsuddin Noor.

Pilihan saya tidak seperti itu. Sebenarnya bila berangkat sendiri saya cenderung lebih suka menggunakan angkot, lebih praktis dan murah. Tetapi karena membawa keluarga, saya harus lebih bersahabat dengan mereka. Saya putuskan menggunakan taksi argo yang saya carter menuju ke bandara. Karena pool taksinya dekat dengan tempat tinggal saya, saya sekalian datang ke kantornya dan nego harga satu hari sebelum keberangkatan. Rp.100 ribu rupiah menjadi harga yang saya inginkan dan disepakati oleh mereka. Harga ini mungkin bisa lebih murah lagi tergantung negonya saja. Apalagi bila Anda tinggal di Banjarmasin Tengah bahkan di Banjarmasin Selatan.

Hari keberangkatan tiba, taksi yang menjemput sudah datang di depan rumah dan berangkatlah kami. Saya sangat menyesal karena sopir taksi yang mengantar kami adalah sopir baru dan menurut saya belum mahir untuk membawa mobil. Ini terkuak saat saya melontarkan pertanyaan yang bersifat pancingan. Akibatnya istri dan anak saya mabuk darat. Rasanya saat itu, saya ingin saya mengambil alih kemudi.

Setibanya di bandara, kami langsung menuju kantor Merpati dan menyerahkan barang bagasi kami. Setelah itu bayar boarding pas di Bandara Samsuddin Noor Rp.25 ribu per orang. Setelah menunggu, ternyata ada informasi bahwa Merpati yang akan kami gunakan (lagi-lagi) delay. Kami harus menunggu kurang lebih satu jam lebih lambat dari yang jadwal seharusnya. Saatnya tiba, kami naik ke pesawat dengan memilih tidak berdesak-desakan. Seingat saya, kami adalah orang terakhir yang naik ke pesawat. Sebaiknya tidak usah berjejal karena kita khan sudah punya nomor kursi masing masing saat boarding.

Di pesawat, pramugi dan pramugara cukup ramah dan lumayan, diberi kudapan roti dan kue serta air putih. Hal yang tidak kita dapatkan di aviasi sekelas yang lain yang sering saya gunakan. Penyejuk ruangan cukup bagus (juga tidak seperti yang lain) dan kursinya terlihat jelas bahwa itu adalah copotan dari kursi Garuda (masih ada lambangnya -read). Btw, kondisinya masih bagus. Satu jam lebih sedikit kami sudah tiba di Makassar International Airport. Sudah banyak berubah ketika terakhir kali saya di kota tersebut 10 tahun lalu.

Bandara Hasanuddin sebenarnya memberikan layanan bus shuttle gratis dari bandara ke jalan poros provinsi Makassar Maros. Setelah itu kita bisa menggunakan angkutan umum (pete pete, untuk angkot dalam bahasa sana) menuju tempat tujuan. Jauh dekat kalo tidak salah Rp.3 ribu. Jadi Anda bisa langsung ke Terminal Daya yang merupakan terminal utama di kota Makassar. Akan tetapi dengan alasan yang sama, saya lebih memilih menggunakan taksi bandara yang harus ditebus seharga Rp.65 ribu dari bandara ke terminal, ditambah Rp.6 ribu lagi untuk masuk ke terminalnya. Saya membayar senilai itu karena masih berada di Ring I dan Anda akan membayar lebih mahal lagi bila tujuan Anda di Ring II atau bahkan di Ring III.

Setibanya di terminal, saya langsung konfirmasi pada Agen Bus yang akan saya gunakan menuju Sorowako. Syukurlah kami sudah jauh-jauh hari mem-booking tempat pas di belakang sopir sehingga kami bisa lebih leluasa karena ada space ekstra disitu. Saat musim liburan seperti itu agak susah untuk mendapatkan tempat di bis manapun yang menuju manapun, sehingga ini saya antisipasi dengan memesannya terlebih dahulu. Tiket seharga Rp.140 ribu per kursi saya tebus untuk dua kursi untuk kelas VIP. Anak saya yang masih kecil bisa duduk diantara saya dan istri.

Perjalanan panjang Makassar-Sorowako dimulai. Ini adalah perjalanan yang dulu sering saya lakukan saat saya masih kuliah di Universitas Hasanuddin, Makassar.

Oh iya, sebenarnya ada alternatif lain untuk menuju Sorowako dari Makassar yaitu dengan menggunakan pesawat. Akan tetapi harus dipesan jauh-jauh hari dan dengan harga yang lumayan untuk orang yang bukan pegawai perusahaan PT. Vale, Tbk. Kita harus menebus Rp.1,3 juta rupiah untuk satu orang dengan jarak tempuh kira kira 650 km. Akan tetapi bila kita pegawai, kira-kira Rp.600 ribu harga tiketnya.
Saya lanjutkan, perjalanan dengan menggunakan Bus sebenarnya ada beberapa bus yang melayani Makassar-Sorowako. Ada New Liman, Litha & Co, Mega Mas, dan Bintang Timur. Semua bus berangkat antara pukul 18.00 Wita hinga pukul 19.00 Wita. Pilihannya juga bervariasi ada yang biasa dan ada yang VIP.  Di perjalanan Makassar ke Sorowako, kita melewati beberapa kota seperti Maros, Pangkep, Pare-Pare, Sidrap, Wajo, Palopo, Wotu, Malili, Wasuponda, dan terakhir Sorowako. (maaf kalo ada kota yang terlupakan, silahkan di beri masukan!). Waktu tempuhnya kira-kira 12 hingga 13 jam. Kita bisa menggunakan waktu tersebut untuk tidur karena bus-nya cukup nyaman untuk itu. Oh iya di bus juga disiapkan selimut, air minum, dan roti yang bisa digunakan untuk menunda lapar sebelum di perjalanan bus akan mampir di satu rumah makan yang sederhana, tetapi itu bukan paket yang disediakan oleh bus, dalam artian Anda harus membayar sendiri untuk membeli makan yang disediakan di rumah makan tersebut.

Setibanya di wilayah perusahaan PT. Vale, Tbk terlihat memang suasananya berbeda. Dari lingkungannya, kondisi jalannya, dan rambu-rambu yang ada juga terasa beda. Khas wilayah tambang, karena perusahaan tersebut memang adalah perusahaan tambang nikel ke-2 terbesar di dunia kalo saya tidak salah. Infra struktur memang disiapkan oleh perusahaan, bahkan untuk air keran dan listrik bukan diproduksi oleh PDAM dan PLN, tetapi oleh perusahaan.

Setelah beberapa saat tibalah kami di terminal Sorowako dan dijemput oleh keluarga. Akhirnya bertemu juga dengan my sweet big family in my hometown.

Senin, 30 Juli 2012

Laris Manis Dagang Aksesoris

Di suatu kesempatan saya berkunjung ke suatu toko aksesoris yang menjual bebagai pernak-pernik di suatu pusat perbelanjaan. Melihat dari ragam produk yang ditawarkan dan jumlah pengunjung dan nilai transaksi yang terjadi kelihatannya usaha ini sangat menggiurkan.

Seperti biasanya, keingin tahuan saya muncul seiring melihat di kesempatan tersebut. Pertanyaan yang memprovokasi dan mengudang emosi positif bisa dengan mudah mengeluarkan informasi yang saya butuhkan untuk mentaksir besaran keuntungan yang diraup jenis usaha tadi. Hanya dengan lima orang pramuniaga, usaha tersebut mampu membukukan keuntungan bersih senilai lebih dari Rp.500jt dalam setahun.

Oke, ada baiknya sedikit diulas tentang cerita dibalik kesuksesannya. Diawali tahun 80 puluhan, dia sudah memulai bergelut di jenis usaha ini tetapi hanya membantu usaha keluargannya. Seiring perjalanan waktu, pertengahan 90-an beliau mencoba membuka toko sendiri. Tentunya tetap dengan dukungan dari keluarga. Pengelolaan yang konvensional melalui pengalaman berharga dari supplier menjadi kunci utama keberhasilan. Walaupun menurut saya, potensinya masih sangat besar untuk bisa ditumbuh kembangkan. Tetapi…. pertemuan yang singkat menjadi hambatan untuk memberikan gambarannya.

Dalam membeli barang dagangannya, secara rutin minimal sebulan sekali dia mendatangi supplier besarnya untuk mengetahui lebih jauh update jenis dan varian produk yang ada. Ini sangat penting karena bisnis aksesoris memiliki keunikan dan peminatan musiman. Ada masa dimana satu jenis produk sangat laku keras sampai kemudian berakhir dengan munculnya jenis dan varian yang baru.

Secara operasional, kerena usahanya terletak di satu pertokoan yang memiliki jam buka terbatas, yaitu dari pukul 8 hingga pukul 17, dan tidak menggunakan peralatan pendukung seperti computer, jumlah tenaga kerja yang dilibatkan juga terbatas. Lima orang pramuniaga dengan tingkat keahlian bervariasi dirasa cukup untuk usaha tersebut. Dengan menggaji berasarkan acuan UMP maka keuntungan bersih dari usaha ini memang sangat menggiurkan. Tetapi… kembali lagi bahwa kebijakan pengelolaan yang tidak agresif merupakan pillihan si pemilik. Sangat sayang untuk tidak dikembangkan lebih luas.

Sabtu, 02 Juni 2012

Lets Start to Act

Praktek memang tidak semudah mengucapkannya. Praktek membutuhkan komitmen yang tidak hanya sekedar penyampaian naratif atas ide, tetapi membutuhkan segala daya dan upaya dalam menjalanjannya. Disinilah kelemahan sebagian besar orang dalam upaya pencapaian tujuan yang direncanakannya.

Ide yang bagus belum tentu dapat menghasilkan kesuksesan sesungguhnya. Mimpi yang indah memang  sangat memabukkan sehingga besar potensinya untuk memerangkap pencetusnya agar tetap utuh sebagai ide yang berkembang tetapi tetap hanya sebatas ide.

Proses transformasi dari ide menjadi suatu produk akhir memerlukan tantangan besar. Tantangan ini bisa beragam bentuknya antara lain seperti mindset, kondisi kekinian, dan ketersediaan sumberdaya.

Berbicara tentang mindset, sering menjadi perdebatan. Menurut pendapat saya, setiap orang adalah entitas yang unik yang memiliki cara berpikir sendiri yang diperoleh dari proses belajar dari kesalahan dan
pengalaman diri pribadi serta lingkungan. Kondisi ini yang membentuk seseorang untuk bisa bersikap misalnya berjiwa dan mental juara. Positifnya, kondisi ini mengarahkan seseorang untuk fokus pada
pencapaian tujuan akhir dan bukan hanya berorientasi proses.

Di sisi lain, kondisi kekinian umumnya menjadi penghambat utama upaya pengejawantahan suatu rencana. Lingkaran kesibukan yang sangat menyita waktu dan tenaga menjadi hambatan yang besar. Sehingga, ini menjadi justifikasi bagi ketidak berhasilan. Selain ketidak idealan kondisi sekarang, sepert yang telah digambarkan sebelumnya, ada juga kondisi kenyamanan yang mampu menghambat keberhasilan perwujudan ide. Jumlah tabungan yang cukup, pekerjaan yang nyaman, dan lain sebagainya yang bersifat kungkungan comfert zone membuat semangat untuk berubah teramputasi.

Dukungan sumberdaya juga sangat relevan dalam menjelaskan pola hubungan tranformasi ide menjadi kenyataan. 4M, yaitu man, machine, money, dan material dengan komposisi yang tepat akan membuat sinergi sebagai faktor kunci keberhasilan. Ketidak idealan dari empat faktor tersebut juga terkadang dituding sebagai penyebab kegagalan.

Apapun pembelaannya, kemauan untuk bertindak menjadi kunci utama keberhasilan sehingga melalui pembelajaran praktis, tujuan yang akan dicapai semakin besar peluang keseksesannya. So, lets start to act!

Minggu, 19 Februari 2012

Pengalaman Posting Menggunakan SPC Boss 3000

Ini merupakan pengalaman saya posting blog dengan menggunakan hp cina ato hp lokal keluaran spc. Lebih spesifik spc boss 3000. Dibalik segala keterbatasan yang ada, tentunya ada kelebihan yang ditawarkannya.

Di kesempatan ini, saya tidak akan membahas lebih lanjut tentang keterbatasannya, tetapi lebih pada keunggulan yang ditawarkan. Pertama, ukuran kompaknya membuat praktis untuk dibawa bawa sehingga momen penting bisa diabadikan dengan baik secara visual dan tulisan.

Kedua, input device yang menggun....

Ternyata karakter maksimum yang bisa diketik pada gadget ini hanya sepanjang 512 karakter.

Oke.... kita lanjut lagi, Kedua, input device yang menggunakan qwerty keyboard sehingga lebih mudah dalam pengetikan.

Selebihnya.... mungkin kita bahas lebih lanjut via komentar aja...

Kamis, 16 Februari 2012

Tidak Ada Manusia yang Bodoh, yang Ada Hanya.....

Berkeluh kesah. Pantang rasanya. Tetapi sebagai manusi a biasa, saya pikir..... wajar lah kalo dalam satu kesempatan kita melakukannya. Asal tidak keseringan aja....

Tiba saatnya konsultasi kepenasehatan akademik mahasiswa. Mengurut dada. Apa saya yang salah selama ini atau... memang kondisinya mahasiswanya seperti. Bagaimana tidak IP nasakom (nasip satu koma) lagi. Dalam beberapa kasus ini tetap ada, tetapi syukurlah motivasi yang saya berikan di tahun sebelumnya bisa memberikan hasil, walaupun tidak ke seluruh mahasiswa, tetapi paling tidak adalah sebagaian.

Saya tidak yakin bahwa ada manusia yang bodoh. Apalagi secara administratif sudah lulus diterima di universitas, tetapi yang ada mungkin adalah kurang menggali potensi dan kondisi lingkungan yang kurang kondusif. Saya juga sependapat dengan seorang tokoh yang mengatakan bahwa jika kita cukup kuat untuk merubah lingkungan, silahkan bergaul di level mana saja dan siapa saja. Tetapi bila kita tidak cukup kuat untuk mempengaruhi lingkungan, silahkan pilih pilih teman atau lingkungan yang paling kondusif sesuai dengan keinginan masing-masing. Tentunya dengan visi masing-masing.

Proses belajar adalah suatu proses yang indah yang menjadi sifat dasar manusia. Mulai dari bayi hingga tua seluruh aktivitas diisi dengan proses ini. Awalnya tidak bisa menjadi bisa. Awalnya tidak kenal menjadi kenal begitu seterusnya. Begitulah proses alamiah.

Saya juga sadar bahwa setiap orang itu adalah individu yang unik. Walau kecenderungan itu ada, tetapi keunikan ini yang membedakan antara satu dengan lainnya. Bahkan untuk kasus kembar identik sekalipun, perbedaan tetap ada. Begitu juga dengan memperlakukan individu. Ini bentuknya bisa konsumen secara umum, teman, dan bentuk lainnya.

Sentuhan pemicu motivasi antara satu dengan lainnya itu berbeda. Perlu menggali lebih dalam untuk memahami karakteristik masing-masing, dan menggunakan informasi itu untuk bertindak memberikan masukan dan pandangan-pandangan. Walaupun informasinya sama, tetapi bila dipaparkan dan disampaikan dengan cara yang berbeda, pemahaman yang menerima juga berbeda. Jadi kembali lagi bahwa keunikan itu ada, ada setiap manusia.

Senin, 23 Januari 2012

Yuk Belajar dari Negeri China

Sekarang dengan menggunakan windows mobile saya bisa update konten blog saya. Sebenarnya, gadget yang saya gunakan adalah gadget lama, tapi sudahlah, yang penting bisa tetap blogging. Syik asik....

Ulasan saya di waktu lalu benar adanya bahwa China memang pada gilirannya akan unggul secara ekonomi di seluruh dunia. Tidak muluk bahwa statement ini dibuktikan dengan semakin banyaknya orang dari berbagai belahan dunia datang kesana hanya untuk mencari pekerjaan akibat melemahnya ekonomi eropa dan amerika.

Memang petumbuhan ekonomi China tumbuh dengan pesat tidak terlepas dengan kebijakan visioner pemimpinnya yang membolehkan perusahaan perusahaan raksasa dunia untuk membuka pabrik disana dengan biaya rendah akan tetapi diwajibkan untuk mencantumkan China sebagai negara pembuatnya.

Walhasil, lambat laun, pandangan tentang rendahnya kualitas produk-produk buatan China akan dapat ditepis.

Strategi sangat cerdik melihat bahwa Jepang dulunya punya permasalahan yang sama tentang image kualitas produk mereka sebelum mereka sendiri yang bekerja keras untuk menepis anggapan tersebut dengan membuat produk berkualias baik dengan harga yang lebih murah dibanding produk pesaing seperti dari eropa dan amerika.

Pertanyaan yang seharusnya dapat dijawab adalah, kapan ya negara kita bisa punya kebijakan yang lebih cerdik dari itu agar wacana Indonesia menjadi "macan dunia" bisa terwujud.

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...