Kamis, 04 Juni 2009

Pengelolaan Keuangan Praktis

Pengelolaan keuangan, bagi sebagian orang mungkin terlihat sangat rumit. Akan tetapi, tanpa disadari, sebenarnya kita sudah mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari penghasilan kita dapat dipilah-pilah sesuai peruntukan. Peruntukan utamanya tentunya ibadah dalam artian luas. Kemudian ibadah ini dipersempit lagi dalam bentuk ibadah yang spesifik yaitu, membayar ZIS (zakat, infaq, dan sedekah), memenuhi keperluan konsumsi, cadangan keperluan mendadak, dan sebagian lagi dialokasikan untuk kepentingan investasi.

Pertanyaan yang kemudian sering muncul adalah apa itu investasi dan bagaimana bentuk investasi. Berbagai teori menjelaskan tentang apa itu investasi akan tetapi secara garis besar sebagai memiliki pandangan seragam dalam hal mengalokasikan sejumlah dana tertentu saat ini untuk mendapatkan tambahan keuntungan di masa yang akan datang. Untuk menggambarkannya, bentuk paling sederhana dari investasi yang dilakukan biasanya adalah menabung di bank.

Intinya, ada beberapa hal pokok yang akan menjadi perhatian utama.

Pertama, uang atau dana. Diawali dengan darimana sumbernya, berapa besarannya, kemudian diteruskan dengan digunakan untuk apa sesuai dengan gambaran sebelumnya. Selanjutnya dari pengalokasian dana yang dimiliki memberikan keuntungan berapa yang pada gilirannya akan meningkatkan nilai uang atau dana yang lebih besar dari sebelumnya.

Kedua, tingkat pengembalian. Pemilihan atas penetapan penempatan dana pada berbagai instrumen investasi yang ada tentunya harus mempertimbangkan tingkat pengembalian. Teori ekonomi menjelaskan bahwa semakin besar tingkat pengembalian/keuntungan yang diharapkan semakin besar pula risiko yang akan ditanggung.

Ketiga, risiko. Risiko dalam istilah keuangan mengacu pada seberapa besar kemungkinan penyimpangan dana yang akan diterima tidak sesuai harapan. Semakin besar kemungkinan ketidak pastiannya, maka semakin besar risikonya. Contoh sederhananya, dengan dana yang sama kita akan lebih memilih menerima dana sekarang daripada menerimanya di masa yang akan datang.

Preferensi risiko orang satu dengan lainnya berbeda-beda. Ambil contoh, dari sudut pandang usia, orang-orang muda cenderung menyukai instrumen investasi yang berisiko relatif tinggi dengan mengharap tingkat keuntungan yang relatif tinggi juga. Berbeda dengan orang muda, orang-orang tua lebih suka cari aman dengan menempatkan dana mereka pada instrumen investasi dengan karakteristik risiko dan keuntungan relatif rendah.

Keempat, waktu. Berapa lama rentang waktu yang diperlukan dari pendapatan pertama ke pendapatan selanjutnya, sebagai bahan pertimbangan dalam menyiasati pengeluaran-pengeluaran selama rentang waktu tersebut. Waktu juga sangat berpengaruh terhadap keputusan investasi misalnya berapa lama kita menetapkan proyeksi untuk menempatkan dana dari satu instrumen investasi tertentu ke investasi lainnya sesuai preferensi. Semakin panjang rentang waktunya, maka semakin besar ketidak-pastian (baca: risiko).

Kelima, informasi. Sebagian besar dari kita mungkin hanya dapat mengakses informasi dengan jumlah yang sangat terbatas. Keterbatasan ini merupakan sumber keberagaman dalam tiga hal penting yaitu preferensi risiko investor, risiko bisnis yang terkandung dalam bisnis itu sendiri, dan yang terakhir risiko sistematis terkait dengan kedudukan bisnis tersebut dalam posisinya sebagai bagian dari suatu sistem yang lebih besar seperti industri, negara, dan bahwa dunia.

Dari sisi keuntungan, keberagaman informasi yang dapat diterima orang juga menyebabkan perbedaan terhadap keputusan investasi terkait dengan akses sumber daya yang terbaik, pengelolaan sumber daya terbaik, dan pendistribusian terbaik terhadap hasil produksi dari investasi yang akan atau sedang dilakukan.

Ternyata pembahasan tentang keuangan praktis itu sederhana. Tetapi bisa dijabarkan hampir tanpa batas karena kembali lagi setiap aktivitas sebagian besar dapat dinilai dengan satuan uang. Walaupun tidak semuanya dapat terlihat tidak rasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...