Sabtu, 20 Juni 2009

Bisnis Properti: Bisnis dengan Daya Magnet Kuat dan Prospek Cerah

Bagi sebagian besar orang, bisnis properti merupakan bisnis premium dan bergengsi. Selain unik, bisnis properti ini juga terkesan prestisius. Persepsi ini terbentuk karena memang harga properti semakin hari semakin mahal.

Kecenderungan ini yang membuat bisnis properti memiliki daya magnet kuat. Orang akan berbondong-bondong dan berebut untuk membeli properti walaupun harganya selangit. Ini uniknya. Bahkan ada pengembang yang mengaku telah menjual habis puluhan rumah hanya dalam waktu dua hari saja.

Persepsi bahwa memiliki properti selalu untung mungkin menguatkan kecenderungan ini. Pola lonjakan harga properti yang sulit diikuti oleh kenaikan pendapatan mendorong orang untuk mem-bypass naiknya harga properti dengan cara membeli secara kredit. Iya, mayoritas penjualan properti memang didominasi oleh pembelian dalam bentuk kredit.

Animo besar ini tentunya mengundang ceruk yang dapat dimanfaatkan oleh orang-orang yang cerdik. Ada berbagai potensi yang dapat dikembangkan terkait bidang ini, antara lain:
  1. Pengembang. Bisnis intinya adalah membangun perumahan, apartemen, hotel dan properti lainnya untuk dijual pada konsumen. Potensi keuntungan cukup besar, bahkan menurut seorang pengembang, keuntungan normal biasanya sebesar 100% dari modal per properti bahkan terkandang lebih besar lagi.
  2. Broker properti. Komisi atau fee jasa broker memang secara persentasi tidak begitu besar. 2,5% dari nilai jual properti. Akan tetapi dengan berspesialisasi maka kuantitasnya diharapkan juga akan bertambah. Keuntungan periodik bisa bervariasi tergantung seberapa banyak memediasi penjualan dan seberapa besar nilai jual propertinya.
  3. Jual beli properti. Dengan membeli properti yang tepat dengan memiliki prospek lokasi yang baik, keuntungan berlipat-lipat dapat diraup. Terjun ke bisnis ini memerlukan kejelian dan membina hubungan dengan pihak-pihak birokrasi terkait.
  4. Membeli dan memproduktifkan properti. Disini kita bisa memfungsikan properti seperti kost, kios, toko, dan lain sebagainya yang bisa disewakan atau digunakan sendiri untuk keperluan bisnis.
  5. Sebagai jaminan. Perbankan lebih mempercayai jaminan berupa sertifikat properti dalam mengucurkan kredit.
  6. Jasa renovasi.
  7. Jasa Arsitek, dan lain sebagainya.

Kita akan membahas masing-masingnya di kesempatan yang berbeda. Jadi... ikuti terus perkembangan blog ini. Silahkan berkomentar bila ada yang kurang dipahami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...