Senin, 25 Mei 2015

Business Goals, Tujuan Mulia dalam Konteks Bisnis



Setiap orang memiliki impian, harapan, dan cita-cita. Tujuan inilah yang mengarahkan setiap individu untuk beraktivitas, bertindak, dan berprilaku agar tujuan semakin mungkin untuk terealisasi. Layaknya setiap individu, bisnis dapat dipandang layaknya individu. Oleh sebab itu, sangat penting untuk tersedianya tujuan yang dapat mengarahkan bisnis untuk dapat dengan mudah merealisasikannya.

Pada dasarnya, founding father (pendiri) suatu bisnislah yang meletakkan nilai dasar dari suatu bisnis. Semakin baik nilai dasar yang ditetapkan, yaitu nilai dasar yang mampu untuk mengantisipasi perubahan dan menjawab tantangan kedepannya, lah yang dapat menentukan apakah suatu bisnis itu dapat survive dan memiliki perkembangan yang sustainable. Begitu pentingnya nilai dasar ini sehingga secara formal, semakin besar suatu bisnis, semakin penting rasanya untuk memiliki blue print nilai dasar tersebut, untuk dapat tertanam di seluruh lapisan individu yang terlibat di dalam organisasi.

Bagaimana prosedur formal yang umumnya diformulasikan perusahaan pada umumnya sebagai berikut. Pendiri perusahaan menjaga nilai dasar perusahaan kemudian mengembangkannya melalui cara yang natural sebagaimana dengan meningkatnya kompleksitas bisnis. Peningkatan jumlah pegawai misalnya dilakukan melalui proses seleksi yang mensyaratkan calon pegawai yang memiliki kemiripan pandangan dengan si pendiri perusahaan. Begitu seterusnya sehingga ada efek bola salju terhadap prosedur penjaringan pegawai baru tersebut.

Selanjutnya, secara formal ditetapkanlah visi, misi, strategi, taktik, melalui koridor kredo yang telah dibawah pendiri perusahaan. Visi merupakan mimpi mulia yang akan dicapai oleh perusahaan. Dalam perumusannya, visi tidak ditentukan untuk mudah direalisasikan. Umumnya berupa sesuatu yang hamper tidak mungkin untuk dicapai. Hal ini penting, karena bila visi mudah untuk dicapai, perusahaan akan mengalami disorientasi, dan akan meredam dinamika positif dalam organisasi. Efeknya, lemahnya inovasi dan matinya kreatifitas setiap individu dalam bisnis. 

Misi bertugas untuk menjabarkan berbagai tujuan yang lebih kecil yang dipersiapkan untuk memungkinkan visi dapat tercapai. Dengan penentuan tujuan yang lebih kecil dan realistis, maka misi membantu bisnis untuk mencapai tujuannya.  Sehingga secara kolektif, bila seluruh misi yang sudah ditetapkan telah tercapai barulah visi dapat terwujud. Seiring perjalanan waktu dan tantangan yang dinamis, maka diperlukan misi yang dapat menjawab tantangan tersebut. Ada kalanya misi dapat berubah tergantung prioritas dan kondisi. Adakalanya penjadwalannya yang disesuaikan terkait dengan kapan harus dimulai, dan kapan harus diselesaikan, dengan secara relative memandang berbagai misi lain yang telah ditetapkan. 

Panduan praktis untuk mencapai misi merupakan strategi. Secara umum strategi memang ditetapkan sebelumnya. Dipersiapkan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan dihadapi pada saat menjalankan misi. Dalam skala yang lebih kecil, taktik diperlukan untuk merealisasikannya. Istilahnya, dengan taktik, maka dapat terjawab pertanyaan tentang bagaimana jika suatu rencana tidak dapat dijalankan, apa yang selanjutnya harus dilakukan, bagaimana rencana B nya, dan sebagainya.

Jadi karena ditetapkan dengan batasan visi yang memegang nilai nilai luhur, baik misi, strategi, maupun taktik akan juga benilai luruh dan mulia, sesuai dengan koridornya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...