Kamis, 16 Februari 2012

Tidak Ada Manusia yang Bodoh, yang Ada Hanya.....

Berkeluh kesah. Pantang rasanya. Tetapi sebagai manusi a biasa, saya pikir..... wajar lah kalo dalam satu kesempatan kita melakukannya. Asal tidak keseringan aja....

Tiba saatnya konsultasi kepenasehatan akademik mahasiswa. Mengurut dada. Apa saya yang salah selama ini atau... memang kondisinya mahasiswanya seperti. Bagaimana tidak IP nasakom (nasip satu koma) lagi. Dalam beberapa kasus ini tetap ada, tetapi syukurlah motivasi yang saya berikan di tahun sebelumnya bisa memberikan hasil, walaupun tidak ke seluruh mahasiswa, tetapi paling tidak adalah sebagaian.

Saya tidak yakin bahwa ada manusia yang bodoh. Apalagi secara administratif sudah lulus diterima di universitas, tetapi yang ada mungkin adalah kurang menggali potensi dan kondisi lingkungan yang kurang kondusif. Saya juga sependapat dengan seorang tokoh yang mengatakan bahwa jika kita cukup kuat untuk merubah lingkungan, silahkan bergaul di level mana saja dan siapa saja. Tetapi bila kita tidak cukup kuat untuk mempengaruhi lingkungan, silahkan pilih pilih teman atau lingkungan yang paling kondusif sesuai dengan keinginan masing-masing. Tentunya dengan visi masing-masing.

Proses belajar adalah suatu proses yang indah yang menjadi sifat dasar manusia. Mulai dari bayi hingga tua seluruh aktivitas diisi dengan proses ini. Awalnya tidak bisa menjadi bisa. Awalnya tidak kenal menjadi kenal begitu seterusnya. Begitulah proses alamiah.

Saya juga sadar bahwa setiap orang itu adalah individu yang unik. Walau kecenderungan itu ada, tetapi keunikan ini yang membedakan antara satu dengan lainnya. Bahkan untuk kasus kembar identik sekalipun, perbedaan tetap ada. Begitu juga dengan memperlakukan individu. Ini bentuknya bisa konsumen secara umum, teman, dan bentuk lainnya.

Sentuhan pemicu motivasi antara satu dengan lainnya itu berbeda. Perlu menggali lebih dalam untuk memahami karakteristik masing-masing, dan menggunakan informasi itu untuk bertindak memberikan masukan dan pandangan-pandangan. Walaupun informasinya sama, tetapi bila dipaparkan dan disampaikan dengan cara yang berbeda, pemahaman yang menerima juga berbeda. Jadi kembali lagi bahwa keunikan itu ada, ada setiap manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...