Selasa, 10 Agustus 2010

Agenda dibalik ”Made in China”

Semua orang terperangah ketika melihat pertumbuhan ekonomi China yang fantastis. Walaupun akhir-akhir ini terjadi kecenderungan melambatnya pertumbuhan ekonomi di China akibat pemerintah setempat mulai menahan kredit dan kecenderungan beberapa program stimulus ekonomi mulai hilang (www.bbc.co.uk).

Di kesempatan ini, kita akan mencoba mengulasnya agenda apa yang diusung China dengan "Made in China"-nya. Iya, ini merupakan kebijakan pemerintah China yang mewajibkan produsen-produsen global untuk mencantumkan label ”Made in China” bila memutuskan memproduksi produk mereka di negeri tirai bambu tersebut.

Strategi cerdik ini dirancang untuk mengubah persepsi konsumen global tentang kualitas produk buatan China dari inferior menjadi superior. Mendompleng standar kualitas produsen global tentunya sangat nguntungkan karena secara financial tentunya pemerintah tidak perlu mengeluarkan dana dalam jumlah besar untuk kepentingan ini. Disisi lain pemerintah diuntungkan dengan menurunnya tingkat pengangguran melalui penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan global tersebut.

Mungkin China belajar banyak dari Jepang yang telah dianggap berhasil merebut presepsi kualitas superior bagi produk Jepang. Satu hal yang harus diingat bahwa Jepang mendapatkan kepercayaan ini melalui jaminanan kualitas produk dan jasa yang ditawarkannya. Ini memerlukan dana yang jumlahnya tidak sedikit. Biaya riset dan pengembangan memegang porsi yang sangat berarti dalam struktur biaya produksi.

Sementara itu, China memanfaatkan hasil riset dan pengembangan dari produsen global dengan cara yang lebih murah, karena tidak perlu membayar, dan yang paling penting adalah membuka kesempatan untuk alih teknologi melalui penempatan pegawai yang berasal dari negeri China.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...