Jumat, 28 Agustus 2009

Enam Langkah Perencanaan Keuangan

Perencanaan keuangan sangat penting bagi suatu sistem dalam upaya mencapai tujuan. Sistem disini, dapat dilihat dari berbagai konteks, misalnya dalam lingkup yang paling kecil seperti diri sendiri, keluarga, hingga dalam lingkup atau konteks yang lebih besar seperti perusahaan atau organisasi. Pada kesempatan ini, kita akan membahas bagaimana pengelolaan keuangan praktis dalam membuat perencanaan keuangan dalam konteks perusahaan atau organisasi.

Proses perencanaan keuangan di dalam perusahaan dapat dilakukan dengan enam tahapan langkah, yaitu:
  1. Proyeksikan laporan keuangan dan gunakan proyeksinya untuk menganalisa pengaruh rencana keuangan pada keuntungan yang telah diproyeksikan dan berbagai rasio keuangan. Proyeksi juga dapat digunakan untuk menonitor operasi setelah perencanaan diselesaikan dan bagaimana pengaruhnya. Kesadaran yang cepat atas penyimpangan hasil dari perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya sangat penting dalam sebuah sistem kontrol yang baik, dimana, pada gilirannya, juga sangat penting bagi kesuksesan perusahaan dalam dunia yang cepat berubah.
  2. Menentukan besarnya dana yang dibutuhkan untuk mendukung rencana lima tahun. Besarnya dana ditentukan dengan memasukkan besarnya dana untuk pabrik, peralatan, persediaan, piutang, program riset dan pengembangan, dan untuk iklan utama.
  3. Meramalkan ketersediaan dana selama lima tahun kedepan. Melibatkan besarnya dana internal maupun dana eksternal yang diramalkan dapat diperoleh. Beberapa hambatan perencanaan operasi yang disebabkan karena keterbatasan dana, juga harus dimasukkan dalam perencanaan, seperti keterbatasan pada rasio hutang (solvabilitas), rasio lancar, dan rasio profitabilitas.
  4. Buat dan pelihara sistem kontrol untuk mengatur alokasi dan penggunaan dana di dalam perusahaan. Intinya, memastikan perencanaan dasar dijalankan secara benar.
  5. Kembangkan prosedur untuk menyesuaikan perencanaan dasar jika peramalan ekonomi dimana perencanaan dilandaskan tidak terwujud. Contohnya, jika ekonomi cenderung menguat daripada yang diramalkan. Kondisi ini harus dikenali dan direfleksikan dengan jadwal produksi yang lebih tinggi, kuota pemasaran yang lebih besar, dan sebagainya, dapat dicapai sesegera mungkin. Jadi, langkah 5 ini merupakan mekanisme umpan balik yang memicu perubahan pada perencanaan keuangan.
  6. Susun sebuah sistem menajemen kompensasi berbasis kinerja. Hal ini sangat penting, seperti misalnya sistem imbalan bagi manajer untuk menetapkan kebijakan sesuai keinginan pemegang saham, yaitu memaksimisasi harga saham.

Rabu, 26 Agustus 2009

Sugesti sebagai Motivator Peningkatan Kualitas Hidup

Masih teringat olehku semasa kecil dimana aku harus sering ke rumah sakit. Dokter di kota kecilku mendiagnosa aku terkena gejala bronkitis. Semacam peradangan pada bronkus atau saluran udara ke paru-paru. Terpaksa, antibiotik jadi teman kecilku (mungkin ini juga yang membuat warna gigiku kekuningan).

Sering sekali menolak untuk meminum obat. Bukannya tidak percaya dengan pengobatan medis, tetapi pengalaman terus bolak-balik ke dokter itu lho yang membentuk trauma kecil dan rasa bosan dan sedikit putus asa dengan pengobatan cara ini. Pengobatan alternatif sesekali ibu coba terapkan padaku. Namun, hampir seluruh bentuk pengobatan dilakukan dengan cara medis.

Kelas 3 SD, dimana saat itu, aku merasa bisa menolak untuk terus dicekoki obat antibiotik. Bukan tanpa konsekuensi, tetapi aku berusaha meyakinkan kedua orang tuaku kalau sebenarnya aku bisa sembuh sendiri tanpa minum obat tersebut. Tantangan ini memang sengaja kuciptakan untuk memberikan dorongan semangat bagi diriku sendiri untuk bisa sembuh. Walaupun orang tuaku tetap memaksa, tetapi aku tetap kekeh untuk tidak meminumnya lagi. Yah paling tidak untuk melatih diriku sendiri untuk bisa berusaha mengatasi masalah kesehatan ini tanpa bantuan obat.

Benar saja. Kondisi kesehatanku mulai membaik dan yang perlu dicatat bahwa itu tanpa bantuan obat antibiotik dan tanpa obat alternatif khusus. Hanya berserah diri kepada Allah SWT, dan memberikan kepercayaan pada diri sendiri untuk bisa mengatasi permasalahan kesehatan ini. Walaupun saat itu tutorial motivasional atau sejenisnya belum pernah aku dapatkan, tetapi dari pengalaman yang ada, sugesti yang aku kondisikan dan aku bangun sendiri mungkin merupakan kunci keberhasilanku.

Mungkin pengalaman serupa banyak terjadi pada diri rekan-rekan. Sampai sejauh ini, saya sebenarnya belum begitu memahami seberapa besar kekuatan sugesti itu. Ini terbukti dengan pengalaman lain dimana saya memang rasanya perlu dukungan medis. Untuk itu saya mengajak rekan-rekan untuk berbagi pengalaman serupa!

Selasa, 25 Agustus 2009

Manajemen Keuangan Era Milenium Baru

Di tahun 1900-an manajemen keuangan lebih banyak membahas mengenai aspek legal dari merjer, pendirian perusahaan, dan berbagai aturan tentang bagaimana perusahaan menerbitkan saham. Ketika depresi terjadi, sekitar tahun 1930-an, penekanan manajemen keuangan bergesar pada kebangkrutan, reorganisasi, likuiditas perusahaan, dan regulasi pasar modal. Selama tahun 1940-an dan diawal 1950-an, manajemen keuangan berlanjut dengan lebih deskriptif, berorientasi intitusional, dan lebih banyak membahas dari sudut pandang orang luar perusahaan dibandingkan dengan manajer yang merupakan orang dalam perusahaan. Namun, pergerakan menuju pada analisis teoritikal dimulai pada akhir tahun 1950-an, dan fokus bergeser pada keputusan manajerial yang diarahkan untuk memaksimisasi nilai perusahaan.

Fokus pada memaksimisasi nilai perusahaan terus berlanjut seperti diawali abad 21. Namun, ada dua tren penekanan yang semakin penting, yaitu pertama, globalisasi bisnis, dan kedua, peningkatan penggunaan teknologi informasi. Seperti pembahasan saya sebelumnya tentang globalisasi (baca disini), dua kecenderungan diatas berpotensi memberikan keuntungan lebih baik dan meminimumkan risiko (Ingat konsep diversifikasi yang pernah kita bahas, disini atau hasil penelitian saya, disini). Disisi lain, globalisasi dan penggunaan teknologi informasi juga dapat berlaku sebaliknya, menggerus keuntungan dan memperbesar risiko.

Globalisasi Bisnis

Globalisasi Bisnis belakangan ini bukan lagi sebagai pilihan, tetapi lebih kepada tuntutan. Mau tidak mau, perusahaan harus berusaha tidak termakan oleh adanya globalisasi. Adanya kontrak perdagangan bebas seperti AFTA, dan sejenisnya membuat perusahaan harus lebih siap untuk menghadapi persaingan. Awalnya yang dianggap pesaing adalah perusahaan sejenis di industri dan lokasi yang sama, tetapi di era globalisasi pesaing bahkan juga merupakan perusahaan yang mungkin berada di benua yang lain.

Penjelasannya sangat sederhana, dengan semakin terbukanya negara-negara, maka setiap institusi akan mencari sumber daya yang paling efisien, dan paling efektif. Baik dari segi biaya dan kualitas. Ambil contoh, perusahaan akan mencari sumber daya seperti tenaga kerja yang relatif murah dengan produktivitas tinggi, contohnya dari Vietnam. Bahan baku murah dari negara yang mungkin mau menjual murah, seperti di Indonesia. Uang atau modal, atau pinjaman dari negara yang mempunyai tingkat bunga kredit rendah, misalnya Jepang. Membeli mesin dengan kualitas baik dengan harga miring, misalnya dari Korea. Kemudian memasarkan produknya di negara dengan tingkat pendapatan per kapita relatif tinggi seperti di Amerika.

Peningkatan Penggunaan Teknologi Informasi

Ada berbagai bentuk penggunaan teknologi informasi yang berpengaruh terhadap perubahan penekanan manajemen keuangan. Akan tetapi kita akan lebih menekankan pada penggunaan internet. Ketika artikel ini ditulis, menurut world internet stats, populasi pengguna internet berjumlah sekitar 6,8 milyar orang. Bayangkan berapa besar potensi pasar yang dapat diraup dari sini. Berapa banyak juga informasi yang dapat diakses oleh setiap orang.

Keterbukaan informasi sudah semakin lumrah. Ketertutupan atau menghindari penggunaan teknologi informasi mungkin akan berakhir pada kisah tragis. Bayangkan berapa besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari ketersediaan informasi tentang sumber daya seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, seperti yang telah kita bahas sebelumnya.

Karena kedua kecenderungan baik globalisasi maupun meningkatnya penggunaan teknologi informasi, maka dari penjelasan diatas, dapat diprediksi bahwa orientasi manajemen keuangan, praktis lebih banyak menekankan pada pembahasan tetang membentuk modal dari pasar modal global, pemenuhan kebutuhan tambahan dana dengan hutang dengan luar negeri beserta regulasi dan implikasinya terhadap pajak. Dan yang tidak kalah penting, bagaimana perusahaan dapat membuka anak perusahaan baru untuk memaksimalkan nilai perusahaan secara keseluruhan.

Sabtu, 22 Agustus 2009

Iklan Praktis: Dijual Ruko 2 Lantai, Banjarmasin Rp. 650jt Nego

Kategori Iklan: Properti Dijual
Judul Iklan: Dijual Ruko 2 Lantai, Banjarmasin Rp. 650jt Nego
Isi Iklan: Dijual Ruko, 2 lantai, LT 100m2, LB 60m2 per lantai, SHM, Menghadap Timur, Lebar Jalan 8m, 900Watt, PDAM,

Jl. Perdangangan
Banjarmasin Utara
Kalimantan Selatan
Harga (Rp.): 650.000.000,- Nego
Nama Kontak: Ismail Fahmi
Alamat: Jl. Perdagangan
Kota: Banjarmasin
Telpon / HP: 085251145862
Email*:
--
Visitor Ip: 114.59.107.230

Jumat, 21 Agustus 2009

Iklan Praktis: careerjet mesin pencari pekerjaan

Kategori Iklan: Lowongan Kerja
Judul Iklan: careerjet mesin pencari pekerjaan
Isi Iklan: http://www.careerjet.co.id; memberikan akses ke berbagai pilihan pekerjaan yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet bagi para pencari kerja di Indonesia
Harga (Rp.): 0
Nama Kontak: Irfan
Alamat: jakarta
Kota: jakarta
Telpon / HP: na
Email*: irfan@careerjet.co.id
--
Visitor Ip: 93.97.46.110

Kamis, 20 Agustus 2009

Iklan Praktis: MOGE LANGKAH HONDA SHADOW 98 FULL CUSTOM

Kategori Iklan: Motor & Sekuter
Judul Iklan: MOGE LANGKAH HONDA SHADOW 98 FULL CUSTOM
Isi Iklan: DI JUAL MOGE LANGKAH SANGAT ISTIMEWA MULUS FULL CUSTOM SIAP TOURING...HANYA ADA SATU SEMULUS INI DI INDONESIA....TANPA SURAT BPKB STNK,HANYA ADA SURAT JALAN DR POLDA....
Harga (Rp.): 60.000.000
Nama Kontak: KING
Alamat: jakarta timur
Kota: jakarta
Telpon / HP: 021-97000007&08567000007
Email*:
--
Visitor Ip: 111.94.18.200

Rabu, 19 Agustus 2009

Aturan, Mematikan Kreativitas

Banyak orang tidak mau untuk menjadi pemimpin. Kebanyakan mungkin berpikir bahwa dirinya belum pantas untuk menduduki suatu posisi tertentu, yang mungkin menjadi dambaannya. Di artikel ini, kita coba menelisik beberapa hal yang mungkin menyebabkan timbulnya pola sikap seperti ini sebagai lanjutan dari artikel sebelumnya tentang inovasi.

Faktor genetik, atau keturunan bisa memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian seseorang. Faktor ini bersifat given, sudah dari sononya. Contoh sederhananya, anak bayi satu dan lainnya memiliki ciri kepribadian yang berbeda. Begitu pula dengan kreativitas.

Faktor lingkungan. Orang tua yang memiliki pengetahuan lebih baik tentang bagaimana membentuk kepribadian anak akan membuat semakin besarnya peluang anak menjadi seperti yang diharapkan. Orang tua merupakan sosok yang sangat besar pengaruhnya terhadap anak. Tingkah laku, gaya hidup, cara berpikir orang tua biasanya akan diikuti oleh sang anak. Utamanya di usia belajar paling efektif, antara 4 s/d 8 tahun. Masa keemasan ini yang paling besar pengaruhnya terhadap pembentukan karakter anak. Contoh sederhananya, coba ingat dialek orang dari suku tertentu, misalnya jawa, bila dialek sudah terbentuk (medok), akan sangat sulit (atau tidak mungkin), mengubah dialek untuk mengikuti dielek dari suku atau daerah lain. Begitu pula dengan kreativitas.

Faktor lingkungan yang lebih luas juga berpengaruh besar, misalnya pergaulan. Tidak dapat disangsikan lagi. (kita tidak banyak membahasnya disini, mungkin di artikel selanjutnya).

Lalu bila faktor genetik tidak bisa diubah, jadi hanya faktor lingkungan yang dapat dimanipulasi untuk menstimulasi kreativitas. Pertanyaan utamanya adalah bagaimana cara memanipulasinya lingkungan tersebut?

Perhatikan contoh sederhana sistem dalam lingkungan yang tanpa disadari berpotensi mematikan kreativitas. Banyak contoh yang dapat diangkat, tetapi coba kita lihat yang paling sederhana, misalnya berseragam di sekolah. Kelihatannya sepele, tetapi coba perhatikan bagaimana pengaruhnya terhadap pembentukan kreativitas. Dengan berseragam, anak dilatih untuk tidak menggunakan kemampuan imajinasi, tidak menggunakan kemampuan memilih yang terbaik dari berbagai alternatif pilihan, dan yang paling parah, tidak dilatih untuk bisa tampil beda.

Cara memanipulasinya, hilangkan aturan seragam, tetapkan aturan yang lebih fleksibel.

Contoh lain seperti program pemerintah tentang gerakan menabung (belakangan baru sadar kalau program ini berpotensi menghancurkan sendi-sendi perekonomian). Masyarakat diajak untuk menyimpan dananya di bank. Alih-alih memfasilitasi tumbuhnya jiwa wirausaha, memerintah mematikan kreativitas dan jiwa wirausaha melalui program menyesatkan ini. Diperparah dengan bank yang manja, tidak menyalurkan kredit, malah "ngemis" ke Bank Indonesia.

Cara memanipulasinya, intensifkan program wirausaha, batasi SBI, tidak memihak ke perbankan.

Seseorang dikatakan kreatif bila dia mampu menciptakan sesuatu yang baru. Kuncinya adalah berbeda. Bila kemampuan untuk berbeda ini dipasung, sulit rasanya bisa terlahir orang-orang yang memiliki jiwa kreatif tinggi seperti yang diharapkan.

Sabtu, 15 Agustus 2009

Gugus Kendali Mutu: Daur Pengendalian Mutu

Di pembahasan sebelumnya kita telah membahas mengenai definisi Gugus Kendali Mutu. Setelah membahas bagaimana cara mengidentifikasi masalah, kita selanjutnya melangkah pada sekuens selanjutnya yaitu daur pengendalian mutu.

DR. Edward Deming memperkenalkan konsep Daur Pengendalian Mutu (Quality Control Cycle, QQC) yang memberikan gambaran bagaimana langkah-langkah yang harus diambil oleh tim dalam gugus kendali mutu untuk terus-menerus melakukan perbaikan. Konsep QQC ini berupa serangkaian langkah Plan, Do, Check, Action (PDCA) yang dijelaskan dengan langkah-langkah beserta contoh penerapannya dalam keuangan praktis berikut:
  1. Plan. Merupakan rencana perubahan untuk perbaikan. Untuk contoh kasus pada penyempurnaan sistem informasi keuangan. Mungkin awalnya perusahaan hanya menggunakan spread sheet untuk sebagai suatu sistem informasi keuangan yang lebih dominan dikerjakan secara manual. Seluruh kegiatan keuangan dicatat dimasukkan dalam spread sheet kemudian diolah hingga diperoleh informasi keuangan yang diinginkan. Menyadari kondisi yang sangat menyita waktu dan tidak efisian ini, manajemen kemudian merencanakan untuk membuat suatu sistem informasi keuangan yang lebih otomatis untuk menutupi kelemahan sistem sebelumnya.
  2. Do. Lakukan perubahan untuk perbaikan yang telah direncanakan sebelumnya. Setelah sistem baru dibuat kemudian sistem tersebut harus dijalankan. Ada beberapa metode peralihan ke sistem baru yang dapat dipilih oleh perusahaan. Misalnya batch, pilot, atau cut off. Akan tetapi lebih banyak perusahaan yang memilih menggunakan pilot karena dengan cara ini, risiko kesalahan dan kerusakan data akibat bug dari program yang belum sempurna, dapat diminimalisir. Sistem ini dijalankan untuk beberapa periode waktu, misalnya 6 bulan, untuk selanjutnya akan dilakukan langkah selanjutnya.
  3. Check. Uji efek perubahan. Setelah sistem informasi keuangan yang baru dijalankan, harus dilakukan pemeriksaan kembali, apakah sistem tersebut sudah berjalan seperti apa yang diharapkan. Bila ternyata sudah, lanjutkan ke langkah berikutnya. Langka ini juga diperlukan untuk mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan sistem dimana kelemahan sistem informasi keuangan yang dibuat, yang mendapat perhatian lebih. Hasil identifikasi ini diharapkan akan menjadi masukan bagi penyempurnaan sistem selanjutnya.
  4. Action. Laksanakan perubahan yang telah diuji. Disini, penggunaan sistem baru, sudah siap, dan digunakan secara penuh. Sistem lama ditinggalkan. Proses ini memakan waktu yang relatif lebih panjang, misalnya dalam hitungan beberapa tahun. Selama sistem berjalan, review tetap dilakukan untuk dijadikan bahan masukan bagi penyempurnaan selanjutnya. Kemudian langkah selanjutnya, kembali lagi ke langkah 1. (plan).

Jumat, 14 Agustus 2009

Gugus Kendali Mutu: Identifikasi Gejala (Symtom) vs Masalah (Problem)

Solusi yang baik harus diawali dengan pengidentifikasian masalah dengan baik. Ilustrasinya terkait pengidentifikasian masalah seperti bisa dilihat artikelnya disini, dimana pertanyaaan yang baik dapat menggiring pada pemecahan masalah yang baik.

Konsultan, baik konsultan keuangan, konsultan manajemen, dan profesi sejenis, harus kritis dalam urusan yang satu ini. Kurang terampil membedakan gejala dan masalah bisa menyebabkan usulan pemecahan masalah bersifat sia-sia, dan bahkan dapat memperparah kondisi yang sudah ada.

Gejala atau symtom, sebenarnya merupakan efek yang timbul akibat adanya masalah. Untuk mengatasi masalah, kita tidak bisa hanya menghilangkan efek tersebut. Cari akar permasalahannya, dan kemudian beri treatmen pemecahan masalah. Demikian pula sebaliknya, bila kita bisa mengidentifikasi masalah (problem) dengan baik dari gejala-gejala yang ada, biasanya efek gejala tersebut akan sendirinya hilang dengan diatasinya masalah tersebut.

Satu masalah, biasanya dicerminkan dengan beberapa gejala. Logikanya, keberadaan masalah di suatu elemen pembentuk sistem, membuat tingkat sinergi sistem tersebut akan berkurang. Ketimpangan ini yang kemudian menciptakan gejala-gejala baru. Permasalahan yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala ini harus cepat diidentifikasi dan diberi perlakuan pemecahan masalah. Jika tidak segera diberi treatment atau pengobatan, bukan tidak mungkin, gejala-gejala tersebut berubah menjadi masalah-masalah baru. Tambah runyam deh.

Contoh kasus dibidang keuangan praktis, misalnya dalam keluarga. Kondisi dimana suatu keluarga yang selalu mengalami kesulitan keuangan. Bagi yang gajian, gaji habis padahal masih tengah bulan. Gaji habis, bukan merupakan masalah. Ini adalah gejala. Coba identifikasi gejala, gejala yang lain, misalnya tidak ada program keuangan jangka panjang keluarga. Tidak adanya anggaran untuk keperluan tiba-tiba. Ini semua adalah gejala.

Lalu, permasalahannya kira-kira apa? Coba ajukan beberapa kemungkinan akar permasalahaanya. Dengan menggunakan konsep gugus kendali mutu (GKM), kita bisa melibatkan seluruh anggota keluarga. Atau bila tidak memungkinkan, bapak, ibu, dan satu anak representatif, cukup untuk bisa mengidentifikasi alternatif akar masalahnya. Masing-masing mengajukan gambaran permasalahan yang dihadapi. Dari situ nanti muncul beberapa alternatif masalah seperti, pertama, terlalu banyak pengeluaran yang tidak begitu prioritas, misalnya jajan. Kedua, kurangnya gaji bulanan untuk pos pengeluaran rutin. Ketiga, terlalu besarnya proporsi pembayaran angsuran kredit, hingga menggerus jumlah kas yang dipegang, dan lain sebagainya.

Dalam konteks keuangan (dan berlaku juga dalam konteks yang lebih luas), permasalah sendiri, memiliki tiga bentuk yaitu permasalah terstruktur, dimana sangat sederhana dan hubungan sebab akibatnya mudah dibaca, contohnya boros akibatnya pengeluaran melunjak . Bentuk permasalahan selanjutnya adalah permasalah tidak terstruktur contohnya bencana alam yang termasuk dalam kategori force major contohnya dana cadangan untuk jaga-jaga, besaran pengeluarannya tidak bisa diprediksi dengan tepat. Sedangkan permasalahan semi tersetruktur, misalnya kita ingin memenovasi rumah. Selain dana aggaran yang dapat diprediksi terkadang kita juga harus menghadapi force major seperti banjir pada saat renovasi sehingga banyak material rusak dan pengerjaan lambat dan tidak sempurna yang berujung pada dibutuhkannya dana tambahan untuk renovasi.

Dari beberapa pengajuan alternatif masalah, kita diperhadapkan pada kendala keakuratan dalam merumuskan masalah. Untuk meminimalisir terjadi kesalahan dalam mengidentifikasi dan menentukan akar masalah, sebenarnya ada 7 alat yang dapat digunakan, antara lain: check sheet & grafik, stratifikasi, diagram pareto, diagram sebab-akibat, histogram, scatter diagram, control chart. Kita membahasnya selanjutnya.

Kamis, 13 Agustus 2009

Gugus Kendali Mutu: Suatu Pengantar

Di suatu kesempatan, saya diminta untuk membawakan seminar dan pelatihan dengan tema “Gugus Kendali Mutu” di sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan kayu yang berkantor di Kapuas, Kalimantan Tengah. Kegiatan ini sebenarnya merupakan satu dari serangkaian kegiatan yang diprogramkan selama satu tahun.

Konsep gugus kendali mutu (GKM), sebenarnya bukanlah suatu konsep yang baru. Konsep ini merupakan pengembangan dari Kaizen, yaitu sistem kendali mutu berkesinambungan yang berasal dari negeri matahari, Jepang.

Pengertian GKM, dalam konteks perusahaan adalah sekelompok kecil karyawan yang terdiri 3 - 8 orang dari unit kerja yang sama dengan sukarela secara berkala dan berkesinambungan mengadakan pertemuan untuk melakukan alat kendali mutu dan proses pemecahan masalah.

Adapun tujuan umum dari GKM adalah mendayagunakan seluruh aset yang dimiliki perusahaan/instansi terutama sumber daya manusianya secara lebih baik, guna meningkatkan mutu dalam arti luas. Sedangkan tujuan khusus GKM antara lain:
  1. Peningkatan mutu dan peningkatan nilai tambah.
  2. Peningkatan produktivitas sekaligus penurunan biaya.
  3. Peningkatan kemampuan penyelesaian pekerjaan sesuai target.
  4. Peningkatan moral kerja dengan merubah tingkah laku.
  5. Peningkatan hubungan yang baik antara atasan dan bawahan.
  6. Peningkatan ketrampilan dan keselamatan kerja.
  7. Peningkatan kepuasan kerja.
  8. Pengembangan tim (Gugus Kendali Mutu)
Pembahasan mengenai bagaimana mengidentifikasi masalah, konsep daur pengedali mutu, langkah-langkah pengendalian mutu, alat-alat yang digunakan, serta bagaimana membantuk tim GKM, akan saya bahas di pembahasan selanjutnya.

Rabu, 12 Agustus 2009

Pertanyaan atau Jawaban: Lebih Penting Mana?

Di situs resmi Forbes, Oprah Winfrey menduduki peringkat pertama sebagai The most influential women in media. Dia dikontrak senilai $55 juta, atau sekitar Rp. 550 milyar lebih oleh XM Satellite Radio selama tiga tahun. Wow fantastis. Selain itu, melalui perusahaan Harpo Production miliknya, dia mengorbitkan Dr. Phil dan Rachel Ray dalam program senada berupa talkshow. Tentunya Anda semua sudah tahu khan.

Ada apa sebenarnya dengan fenomena ini? Popularitas Oprah memang tidak bisa diragukan lagi. Tetapi apa yang membuat dia menjadi seheboh itu? Apakah dia banyak memberikan masukan berupa seminar-seminar? Jawabannya tidak. Apakah dia sebagai konsultan media? Jawabannya juga bukan. Trus... apa yang dilakukannya sehingga ada yang mau membayar dia dengan nilai sefantastis itu.

Mungkin jawabnya adalah bagaimana kemampuannya dalam melontarkan pertanyaan. Iya kecerdasan dan kemampuan bertanya. Maksud saya, kemampuan untuk bertanya kepada seseorang dengan cara yang tepat, kritis, dan mengispirasi orang melalui pengalaman orang lain yang digali dengan pertanyaan.

Hal yang sama juga terjadi pada industri pertelevisian nasional. Kick Andy juga memiliki format serupa dengan tema inspirasi ditambah dengan kejutan-kejutan kecil berupa hadiah berupa buku. Coba bandingkan bagaimana di suatu kesempatan Oprah membagikan mobil mewah ke setiap penonton di studio saat show berlangsung.

Pertanyaan atas mengapa pertanyaan itu sangat penting, belum terjawab. Ilustrasinya seperti ini. Kita akan menemukan jawaban yang bagus, inspirasional, motivasional, bila lontaran pertanyaan sebelumnya bisa mengundang terciptanya jawaban yang baik. Ingat juga mengapa David Beckham pernah menjadi pemain termahal, bukan karena dia top scorer tetapi kemampuannya memberi umpan yang baik dan tepat pada rekan setimnya yang memudahkan rekannya dalam mencetak gol.

Slogan garbage in garbage out, atau masuk sampah keluar sampah, berlaku disini. Bila diubah menjadi slogan positif, dalam konteks pertanyaan, kira-kira seperti ini: pertanyaan yang baik akan mengarahkan munculnya jawaban yang baik, inspirasional, informatif, dan positif.

Teknik pertanyaan yang baik juga terkadang digunakan bagi pemimpin yang baik untuk memotivasi dan melibatkan bawahan lebih dalam dalam program-program mencapai tujuan perusahaan. Lontaran pertanyaan yang mengundang jawaban dari bawahan. Jawaban ini mungkin juga merupakan solusi. Dorongan motivasi pimpinan atas solusi yang dilontarkan bawahan akan memaksa bawahan untuk terlibat lebih dalam, dalam mencapai tujuan perusahaan. Otomatis, tujuan perusahaan akan lebih mudah dicapai. Cerdik bukan?

Jadi, lebih baik yang mana, pertanyaan yang baik, atau jawaban yang baik? Kedua-duanya penting, tetapi orientasi setiap orang mungkin berbeda-beda. Bagaimana menurut Anda?

Senin, 10 Agustus 2009

Iklan Praktis: SYARAF TERJEPIT ???

Kategori Iklan: Kesehatan & Kecantikan
Judul Iklan: SYARAF TERJEPIT ???
Isi Iklan: Jika Anda mengalami : SYARAF TERJEPIT ( hernia nucleus pulposus ) nyeri sendi pada tulang belakang/punggung, tangan dan leher, pengapuran, reumatik, asam urat, kejang otot, terkilir, kami punya solusi efektif, BUKTIKAN ………
Hubungi : (021) 97 606 902.
Harga (Rp.): 0
Nama: Wahyudi
Alamat: Lebak Bulus
Kota: Jakarta Selatan
Telpon / HP: 02197606902
Email*: ekorudiyanto_21@yahoo.com
--
Visitor Ip: 125.161.130.183

Minggu, 09 Agustus 2009

Stop Dreaming Start Action

Sebenarnya informasi kontes SEO ini sudah pernah saya baca sekitar sebulan yang lalu sebelum tulisan ini saya publikasikan. Menggugah minat, tetapi masih banyak hal yang harus saya lakukan berhubung saya masih baru dalam bidang blogging. Iya, saya memulai blogging sejak Juni 2009, tepatnya dua bulan yang lalu. Setelah saya merasa sudah tepat waktunya, saya pikir ada baiknya menulis mengenai tema ini. Toh tema blog saya juga selaras dengan tema kontes seo ini. Inspirasi. Ajakan untuk Stop Dreaming Start Action menurut saya juga merupakan bentuk inspirasi.

Sekali lagi karena saya juga pemain baru dalam dunia blogging masih banyak hal yang harus disempurnakan dan terus diupdate. Utamanya pengetahuan saya. Tidak terkecuali dalam bidang search engine optimizer (SEO). Khususnya search engine google di indonesia, google.co.id. Menjadi juara kontes yang diselenggarakanJoko Susilo ini, tetap jadi harapan, tetapi bukan semata karena imbalannya, tetapi upaya pemahaman dan belajar bagaimana mengoptimalkan posisi dalam search engine-lah yang menjadi tujuan utama saya mengikuti kontes ini.

Selaras dengan tulisan saya sebelumnya, setiap orang mempunyai impian dan cita-cita. Cita-cita apapun pilihan kita, seberapa besar impian kita, kita wajib memperjuangkannya. Pergeseran cita-cita itu adalah sesuatu yang sangat wajar. Definisikan secara lebih fleksibel dengan tidak mengurangi filosifinya. Sebagai contoh, misalnya Anda bercita-cita menjadi seorang pilot. Coba telisik kembali apakah memang benar bahwa cita-cita Anda menjadi pilot? Apakah cukup realistis? Atau mungkin ada tujuan lain yang sebenarnya Anda ingin capai melalui profesi pilot tersebut?

Mungkin saja, menjadi supir pesawat (baca: pilot) hanyalah merupakan sarana bagi Anda untuk menyalurkan hobi traveling Anda. Berkunjung ke berbagai negara di seluruh belahan dunia. Bukan sebagai sopir pesawat yang mungkin saja cukup membosankan. Definisikan kembali! Sebab untuk bisa berkunjung ke berbagai negara, pilot bukan satu satunya jalan. Bukan satu-satunya. Gali kembali minat Anda yang paling dalam. Ujilah dengan pertanyaan sederhana, bahwa Anda bersedia untuk tidak dibayar dalam menjalankan profesi Anda. Bila jawabanya Anda bersedia. Ini artinya Anda bersedia bekerja dengan tulus dan sepenuh hati. Inilah kunci awal sukses di seluruh pilihan cita-cita Anda.

Setelah Anda mendefinisikan apa cita-cita Anda, stop dreaming. Tahap selanjutnya adalah laksanakan, start action. Lakukan seluruh aktivitas yang nantinya akan membawa Anda pada tercapainya cita-cita Anda. Tahap ini biasanya paling sulit. Mengapa sulit? Sebab Action atau tindakan membutuhkan kesiapan mental untuk menghadapi risiko perubahan dari status quo. Sebelumnya kita mungkin berada dalam zona nyaman. Bekerja dengan penghasilan tetap, dengan jumlah yang lumayan, merasa cocok dengan teman-teman sekantor, dan nyaman dengan suasana kerja sekarang. Beberapa hal inilah yang sebenarnya berpotensi menghambat Anda untuk memulai upaya menggapai cita-cita. Dobraklah hambatan tersebut dengan cara yang cerdas dan elegan. So... stop dreaming start action.

Sekali Anda melangkah untuk memulai, laksanakan dengan konsisten. Tetap fokus dengan rencana dan cita-cita Anda sebelumnya. Terkadang banyak sekali godaan untuk menyimpang dari rencana besar Anda. Pandai-pandailah memilah dan memilih aktivitas pendukung Anda. Artinya dalam proses mewujudkan mimpi diperlukan kemampuan untuk belajar dan terus belajar. Bentuk sikap diri Anda dan bersikaplah sehingga Anda pantas dan layak mencapai cita-cita Anda. Kepantasan ini penting, dimulai dari diri sendiri untuk kemudian dapat dicerminkan melalui penilaian orang lain bahwa Anda pantas mendapatkannya. Karena memang Anda sungguh-sungguh memperjuangkannya. Jadi, tetap semangat, Stop Dreaming Start Action!

Sabtu, 08 Agustus 2009

Slogan Keliru: Mengubah Hutang Menjadi Aset

Di suatu kesempatan setelah pulang kantor sekelebat saya melihat ada x-banner yang ukurannya lumayan besar. Isinya berbunyi “Bagaimana Mengubah Hutang Menjadi Aset”. Sekilas tema iklan sebuah seminar ini memang terlihat menarik. Bagaimana tidak, dengan berhutang, kita bisa mendapatkan aset dengan mudah.

Sebenarnya, saat pertama kali membaca iklan seminar tersebut, saya langsung tertawa dalam hati (soalnya kalo tertawa sendiri, nanti disangka lagi snewen sama orang di jalan). Ini bukan tanpa alasan. Mungkin bagi orang teknis utamanya akuntansi juga akan berperilaku sama, tersenyum geli. Alasannya, karena memang di dalam neraca, aset merupakan bentuk kekayaan yang berasal dari dua sumber, pertama, modal sendiri, dan yang kedua hutang.

Secara otomatis, setiap pinjaman atau hutang yang diperuntukkan untuk usaha akan dibukukan juga sebagai aset. Contoh sederhananya, misalnya Tulamak meminjam sejumlah dana dari bank muamalat. Dana pinjaman dari bank tersebut dibukukan pada sisi kiri neraca (aset) dalam akun kas atau bank, sedangkan sisi kanan neraca ditambahkan dengan akun hutang dengan jumlah yang sama, sehingga neraca akan tetap selalu seimbang. Jadi sekali lagi, ini berlaku otomatis dan tidak serumit seperti slogan diatas.

Mungkin penjelasan ini terlalu teknis, tetapi ini penting sebagai pemahaman mendasar tentang akuntansi dan keuangan. Tetapi sudahlah, yang penting sekarang kita sudah sama-sama tahu apa maksud dari tema iklan tersebut. Akan lebih menarik untuk dibahas adalah bagaimana mungkin semua itu terjadi.

Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Juga tida ada yang terjadi karena kebetulan. Selama dalam prosesnya, mengubah hutang menjadi aset tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu usaha yang keras dan cerdik untuk mencapainya. Walaupun saya sandiri tidak menghadiri seminar tersebut, tetapi mungkin saya bisa sedikit meraba isinya.

Diperlukan beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi. Pertama, pemilihan instrumen investasi yang tepat. Kedua, terdapat sinergi dengan bisnis yang sudah ada. Ketiga, bankable. Keempat, pemenuhan kriteria 5C (capacity, capital, collateral, character, condition of economic). Dan kelima, pengelolaan yang baik. Pembahasan mengenai asumsi dasar ini akan dibahas pada artikel selanjutnya.

Setelah asumsi dasar terpenuhi, barulah kemudian proses selanjutnya dapat berjalan. Hutang yang diterima dialokasikan untuk mendanai investasi dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari besarnya pembayaran angsuran pinjaman. Karena sangat sensitif terhadap ketersediaan kas untuk membayar pinjaman, disini manajemen keuangan memegang peranan penting. Menjaga agar tidak terjadi gagal bayar yang bisa membuyarkan seluruh rencana yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Terlepas dari segala kekurangannya, secara pribadi saya salut dengan tema iklan tersebut. Mengajak orang untuk membuka pikiran dan diri untuk menjadi pengusaha. Membangun pola pikir dan motivasi yang kuat untuk tidak selalu dimanja dan terbuai oleh status quo.

Jumat, 07 Agustus 2009

Definisikan Keberhasilan dengan Fleksibel

Coba ingat-ingat lagi apa cita-cita Anda sewaktu kecil. Jawabannya mungkin beragam, ada yang ingin jadi dokter, tentara, presiden, astronot, guru, pilot, dan lain sebagainya. Kebetulan saya sendiri waktu kecil bercita-cita menjadi pilot. Apakah itu impian kosong. Apakah usia lima-enam tahun bukan merupakan usia yang cukup untuk dapat berpikir dan mencita-citakan sesuatu yang terbaik untuk diri kita di masa yang akan datang.

So.... seiring berjalan waktu, banyak pengalaman, tantangan, dan hambatan yang dihadapi dari lingkungan sekitar. Naif rasanya bila kemudian kita hanya terobsesi pada satu profesi tertentu yang mungkin saja saat ini menjadi tidak realistis lagi. Ketidak realistisan yang saya maksud bukan hanya karena faktor keterpaksaan, akan tetapi merupakan pilihan.

Definisi keterpaksaan artinya tidak ada pilihan lain. Pilihan artinya sikap diri terhadap pengambilan satu dari berbagai alternatif pilihan keputusan. Terkadang ini bersifatnya subyektif, tetapi umumnya hasilnya bersifat universal. Banyak cerita pengalaman hidup orang-orang sukses yang berangkat dari keputusan yang konyol bagi orang lain, tetapi sangat realistis bagi diri orang itu sendiri. Dan akhirnya sukses.

Sebagai apa Anda sekarang, sebenarnya hanya bersifat sementara. Ingat tulisan tentang lompatan keseimbangan! Profesi dan karir yang kita jalani selama ini, mungkin hanya satu tahapan yang akan bergerak ke tahapan-tahapan selanjutnya. Who knows. Paling tidak ada kemungkinan menjadi lebih baik dari sekarang bila kita bergerak daripada diam tanpa tindakan.

Kita lanjutkan dengan cerita cita-cita. Cita-cita kecil menjadi pilot menjadi tidak realistis lagi karena mungkin kita sakit-sakitan, atau tubuh kurang tinggi, atau hambatan force mayor lain. Kemampuan intelektual mungkin mumpuni untuk menjadi pilot namun hambatan yang tidak dapat dikontrol akan sangat sulit untuk dilalui. Setelah beranjak remaja, cita-cita kita mungkin bergesar menjadi seorang manajer. Upaya untuk itu tentu ada, misalnya mengambil program studi tertentu yang mendukung tercapainya keinginan tersebut.

Lulus kuliah, bekerja dan kemudian berproses hingga tercapai cita-cita, menjadi seorang manajer perusahaan bonafit. Tetapi sekali lagi, pengalaman atas tantangan, ancaman dan peluang selama proses perjalanan karir berjalan, bisa membuat pergesaran cita-cita. Keinginan untuk memiliki waktu yang lebih fleksibel (dalam arti yang luas) mendorong kita kemudian berpikir bagaimana mencapainya.

Coba amati pergeseran-pergeseran cita-cita dari cerita diatas. Selanjutnya coba ingat-ingat kembali pergesaran-pergeseran serupa yang terjadi pada diri Anda. Itu bukan suatu kesalahan. Inilah yang dikatakan mendefinisikan keberhasilan dengan fleksibel. Tentunya dengan asumsi bahwa kita tetap bersungguh-sungguh untuk bisa mencapai cita-cita yang kita ingin capai.

Kamis, 06 Agustus 2009

Spekulan Memang Tidak Perduli Faktor Fundamental

Oportunis. Ini kesan saya setelah membaca hasil penelitian seorang mahasiswi yang kebetulan saya uji. Betapa tidak, hasil penelitian Evi, EVA (economic value added) atau yang dalam istilah bahasa di Indonesia disebut Nitami (nilai tambah ekonomis) menunjukkan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Artinya naik turunnya harga saham memang tidak ditentukan oleh faktor fundamental yaitu besarnya laba operasi setelah pajak yang dikurangkan dengan biaya modalnya.

Konsep EVA yang relatif baru ini cukup baik sebagai suatu parameter atau alat ukur penilaian kinerja manajemen dimana laba operasi perusahaan yang diperoleh dengan menggunakan sejumlah modal tertentu dan mempertimbangkan besarnya biaya modalnya. Modal ini bisa bersumber dari modal sendiri atau ekuitas dan juga bisa bersumber jadi hutang jangka panjang. Biaya atas penggunaan modal disebut biaya kesempatan, dan biaya hutang jangka panjang berupa bunga. Biaya atas penggunaan modal tersebut yang kemudian disebut sebagai biaya modal.

Terlepas dari segala keterbatasan penelitian tersebut, beberapa penelitian terdahulu juga menunjukkan hasil yang senada. Tidak ada hubungan yang signifikan antara EVA dengan harga saham. Artinya yang orang katakan investor di pasar modal sebenarnya berperilaku sebagai spekulan atau spekulator. Lihat tulisan terdahulu di blog ini tentang investor vs spekulan.

Rekomendasi dari hasil penelitian tersebut jadi terdengar kurang stright to the point. Utamanya saran untuk investor. Tidak ada saran untuk meninggalkan perhitungan EVA dalam keputusan beli jual saham emiten tertentu di pasar modal. Rekomendasi untuk menguji variabel-variabel lain yang kemudian muncul untuk dipertimbangkan seperti inflasi, tingkat suku bunga, dan lain sebagainya.

Bagaimana dengan investor? Orientasi investasi jangka panjang lebih tepat untuk menggambarkan orang dengan tipe seperti ini. Berfluktuasinya harga saham tidak terlalu berpengaruh terhadap keputusan jual-beli orang tipe ini. Mendapatkan deviden dan bukan capital gain (selisih harga beli-jual) sebagai tujuan utamanya.

Rabu, 05 Agustus 2009

Globalisasi. Tantangan atau Ancaman?

Bila pertanyaan ini dilontarkan di dua kelompok mahasiswa, satu kelompok berasal dari negara maju dan kelompok yang lain berasal dari negara berkembang, reaksinya umumnya akan berbeda. Mahasiswa dari negara maju umumnya melihat globalisasi sebagai tantangan, sedangkan rekan mereka yang berasal dari negara berkembang memiliki pandangan berbeda. Sebagian besar dari mereka melihat ini sebagai suatu ancaman.

Tetapi ada baiknya kita berusaha memahami mengapa terjadi reaksi yang berbeda dari kedua kelompok mahasiswa tersebut. Mahasiswa dari negara maju melihat bahwa dengan adanya globalisasi, kesempatan karir mereka akan semakin luas. Melalui perusahaan perusahaan internasional yang memiliki anak-anak perusahaan di berbagai negara memberikan ruang yang semakin luas bagi kemungkinan diserapnya mereka dalam perusahaan itu.

Keyakinan diri untuk dapat diterima di perusahaan internasional cukup besar karena berbagai alasan, selain tidak terkendalanya kelompok ini dengan bahasa pengantar internasional, yaitu bahasa inggris, mereka juga lebih banyak memperoleh pengetahuan dan menimba pengalaman dari perusahaan perusahaan internasional tersebut.

Rekan mereka, mahasiswa yang berasal dari negara berkembang melihat globalisasi ini sebagai ancaman. Rasa nasionalisme untuk melindungi industri nasional melatar belakangi pemikiran ini. Perlu perlindungan, karena memang kemungkinan besar industri nasional dapat dikatakan baru berjalan, belum mapan, belum memiliki kekuatan finansial yang cukup, belum mampu berproduksi seefisien mungkin serta keterbatasan dalam menjangkau pasar. Akibatnya, serbuan produk dari luar negeri dengan kualitas bersaing dan harga lebih murah akibat kemampuan efisiensi berproduksi bila tidak dilindungi dengan kebijakan pemerintah, akan sangat berpotensi mematikan industri nasional.

Terlepas dari pro kontra terhadap globalisasi. Peran teknologi dewasa ini memaksa semua orang untuk berkompetisi secara global. Derasnya arus informasi yang dapat diakses dan tersebar secara luas dari berbagai sumber melalui suatu jaringan yang disebut internet membuat orang harus berpikir kembali, mereview seluruh kebijakan dan rencana kegiatan atau proyek agar memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari fasilitas ini. Lihat artikel sebelumnya tentang potensi besar internet.

Bagaimanapun juga industri industri baru akan timbul. Muncul akibat adanya tantangan-tangangan dan ancaman-ancaman baru. Industri yang mungkin belum pernah kita bayangkan sebelumnya. Dunia akan terus berjalan, dan peluang tentunya akan selalu tetap ada. Tentunya bila kita cukup kreatif meresponsnya.

Senin, 03 Agustus 2009

Etika Berkendara Cermin Kepribadian

Pernah punya pengalaman tidak menyenangkan di jalanan? Bagi orang dengan mobilitas di jalanan tinggi tentunya pasti sering dong. Begitu juga dengan aku. Walaupun mobilitasku tidak tinggi, tetap saja ada pengalaman tidak menyenangkan ini yang ku alami.

Pernah tinggal di berbagai kota di Indonesia mungkin memberikan kesempatan untuk bisa membandingkan bagaimana karakter masyarakat kota melalui indikator etika berkendara. Ayo kita ulas sedikit.

Kita awali dengan Kota Coto, Makassar. Karakter keras kota ini tercermin dari pola berkendara masyarakatnya. Tidak sabar. Saling mendahului. Klakson panjang bersahut-sahutan, utamanya kalau macet (padahal khan, namanya macet gitu lho, gak ada yang bisa jalan dengan lancar, so ngapain juga neken klakson terus terusan, heran...). Untuk kasus hampir bertabrakan, saling mengumpat sudah jadi pemandangan umum, tentunya dibarengi juga dengan klakson panjang. Mungkin karena kendaraannya tidak diasuransikan kali yah.

Selanjutnya, kita telisik Kota Pahlawan, Surabaya. Relatif tertib, walaupun sering macet. Tetapi jangan khawatir, biasanya ada polantas (polisi lalu lintas) yang siaga mengatur aliran lalu lintas. Tapi nggak tau, ada polisi karena macet, atau... macet karena ada polisi. Tau deh... Pisss pak polisi. Intensitas saling mengumpat bila hampir terjadi tabrakan juga relatif tinggi meski tidak setinggi di Makassar.

Melangkah ke Kota Apel, Malang. Di kota ini kemaretan relatif kurang. Coz kotanya nggak sebesar surabaya. Paling di sekitar alun-alun dan pasar besar aja yang terkadang macet. Perilaku berkendara masyarakatnya sih sebelas-dua belas dengan di Surabaya. Begitu juga bila hampir terjadi tabrakan.

Kota Pelajar, Yogyakarta. Doeloe pertengahan tahun 90-an, jogja hawanya masih adem. Keakraban di kota ini sangat kental terasa. Lalu lintas tertib, dan umumnya tidak panasan. Bahkan kalau hampir tabrakan paling sama-sama tersenyum. Tidak ada klakson panjang. Paling cuman sama sama ngangguk. Miscommunication bro. Tetapi setelah tahun 2000-an, Jogja jadi tambah panas, begitu juga keramahan masyarakatnya mulai memudar berkat semakin banyaknya pendatang dari kota-kota lain untuk studi (dengan bekal karakter asal mereka).

Kota Seribu Sungai, Banjarmasin. Mungkin yang paling amburadul. Perubahan moda transportasi dari jukung dan kelotok (jukung= perahu kecil tanpa mesin, kelotok= perahu bermesin) ke kendaraan darat seperti motor dan mobil membuat masyarakat di kota ini terlihat mengalami cultural shock. Belingsatan, mau seenaknya sendiri, nggak mau kalah, plus mengabaikan rambu-rambu lalu lintas. Bahaya banget khan. Nah... bagi Anda yang pendatang baru atau yang berencana mengunjungi kota ini, silahkan persiapkan diri dengan baik. Konsentrasi ekstra di jalan, dan tetap waspada. Karena sering sekali orang tiba-tiba motong jalan kamu sebelum sepenuhnya mendahului kamu.

Di kota seribu sungai ini, saya sendiri pernah hampir celaka gara-gara ada orang nggak sabaran nerobos traffict light yang masih merah. Bagi Anda pengendara mobil jangan heran bila banyak pengendara sepeda motor yang melenggang santai ditengah jalan di jalur mobil. Bila diklakson, eh... orangnya malah menunjukkan reaksi nantangin sambil melotot. Lucu banget khan udah salah eh malah marah.

Jadi kepribadian disini mungkin bisa tercermin dari pola terkendara. Tetapi ini hanya opini saya, kalau tidak sependapat atau punya tanggapan silahkan berkomentar. Mohon maaf apabila ada yang merasa tidak sesuai, semoga bisa menjadi pembelajaran bersama. Bagaimana dengan kota kamu?

Minggu, 02 Agustus 2009

Sekarang Atau Tidak Sama Sekali

Ada perbedaan mendasar antara orang sukses dan orang kebanyakan. Cara yang paling gampang untuk membedakannya adalah orang sukses memiliki tujuan, mampu menggambarkan bagaimana mencapainya, dan kapan tujuan itu akan terwujud. Orang kebanyakan sebagian juga mampu menjelaskan tetapi tidak memulai untuk melaksanakannya. Kata mereka, nanti, suatu saat saya akan melakukannya. Sayangnya suatu saat tersebut tidak akan pernah datang. Jadilah itu hanyalah impian kosong.

Perbedaan kekuatan komitmen juga bisa menjelaskan mengapa ada segelintir orang yang sukses dan banyak orang lain yang belum berhasil. Saat seseorang mengatakan dirinya pasti sukses kepada orang lain, ini akan membangun komitmen yang lebih kuat lagi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Tidak ada kata yang bisa menggambarkan kuatnya komitmen yang dibangun selain, sukses atau mati.

Jelaslah bahwa setiap orang memiliki mimpi. Mimpi ini bagi kebanyakan orang tidak akan pernah terwujud. Hanya mimpi kosong. Tetapi segelintir orang yang punya komitmen kuat akan membuat mimpi ini menjadi kenyataan. Merencanakan, menggambarkan cara mencapainya, dan mulai menjalankan semua rencananya. Dengan kerangka waktu batas waktu pencapaian, semakin besar kemungkinan orang tersebut akan betul-betul menjadi sukses.

Tunggu apa lagi... segeralah bertindak!!!

Sabtu, 01 Agustus 2009

Pasang dan Cari Iklan Mobil, Motor, Properti, dan Umum

Maaf halaman ini telah direvisi.

Untuk memasang iklan motor dan sekuter, silahkan kunjungi situs layanan iklan dalam jaringan Keuangan Praktis kami di website: iklan.keuanganpraktis.com.
  • Pasang iklan mobil Anda disini.
  • Pasang iklan motor dan sekuter Anda disini.
  • Pasang iklan properti Anda disini.
  • Pasang iklan umum Anda disini.
Silahkan beriklan secara praktis dan gratis di situs khusus iklan kami.

Mohon maaf atas ketidak-nyamanan saudara.



Semoga berhasil dan sukses selalu!

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...