Kamis, 06 Agustus 2009

Spekulan Memang Tidak Perduli Faktor Fundamental

Oportunis. Ini kesan saya setelah membaca hasil penelitian seorang mahasiswi yang kebetulan saya uji. Betapa tidak, hasil penelitian Evi, EVA (economic value added) atau yang dalam istilah bahasa di Indonesia disebut Nitami (nilai tambah ekonomis) menunjukkan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Artinya naik turunnya harga saham memang tidak ditentukan oleh faktor fundamental yaitu besarnya laba operasi setelah pajak yang dikurangkan dengan biaya modalnya.

Konsep EVA yang relatif baru ini cukup baik sebagai suatu parameter atau alat ukur penilaian kinerja manajemen dimana laba operasi perusahaan yang diperoleh dengan menggunakan sejumlah modal tertentu dan mempertimbangkan besarnya biaya modalnya. Modal ini bisa bersumber dari modal sendiri atau ekuitas dan juga bisa bersumber jadi hutang jangka panjang. Biaya atas penggunaan modal disebut biaya kesempatan, dan biaya hutang jangka panjang berupa bunga. Biaya atas penggunaan modal tersebut yang kemudian disebut sebagai biaya modal.

Terlepas dari segala keterbatasan penelitian tersebut, beberapa penelitian terdahulu juga menunjukkan hasil yang senada. Tidak ada hubungan yang signifikan antara EVA dengan harga saham. Artinya yang orang katakan investor di pasar modal sebenarnya berperilaku sebagai spekulan atau spekulator. Lihat tulisan terdahulu di blog ini tentang investor vs spekulan.

Rekomendasi dari hasil penelitian tersebut jadi terdengar kurang stright to the point. Utamanya saran untuk investor. Tidak ada saran untuk meninggalkan perhitungan EVA dalam keputusan beli jual saham emiten tertentu di pasar modal. Rekomendasi untuk menguji variabel-variabel lain yang kemudian muncul untuk dipertimbangkan seperti inflasi, tingkat suku bunga, dan lain sebagainya.

Bagaimana dengan investor? Orientasi investasi jangka panjang lebih tepat untuk menggambarkan orang dengan tipe seperti ini. Berfluktuasinya harga saham tidak terlalu berpengaruh terhadap keputusan jual-beli orang tipe ini. Mendapatkan deviden dan bukan capital gain (selisih harga beli-jual) sebagai tujuan utamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...