Jumat, 28 Agustus 2009

Enam Langkah Perencanaan Keuangan

Perencanaan keuangan sangat penting bagi suatu sistem dalam upaya mencapai tujuan. Sistem disini, dapat dilihat dari berbagai konteks, misalnya dalam lingkup yang paling kecil seperti diri sendiri, keluarga, hingga dalam lingkup atau konteks yang lebih besar seperti perusahaan atau organisasi. Pada kesempatan ini, kita akan membahas bagaimana pengelolaan keuangan praktis dalam membuat perencanaan keuangan dalam konteks perusahaan atau organisasi.

Proses perencanaan keuangan di dalam perusahaan dapat dilakukan dengan enam tahapan langkah, yaitu:
  1. Proyeksikan laporan keuangan dan gunakan proyeksinya untuk menganalisa pengaruh rencana keuangan pada keuntungan yang telah diproyeksikan dan berbagai rasio keuangan. Proyeksi juga dapat digunakan untuk menonitor operasi setelah perencanaan diselesaikan dan bagaimana pengaruhnya. Kesadaran yang cepat atas penyimpangan hasil dari perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya sangat penting dalam sebuah sistem kontrol yang baik, dimana, pada gilirannya, juga sangat penting bagi kesuksesan perusahaan dalam dunia yang cepat berubah.
  2. Menentukan besarnya dana yang dibutuhkan untuk mendukung rencana lima tahun. Besarnya dana ditentukan dengan memasukkan besarnya dana untuk pabrik, peralatan, persediaan, piutang, program riset dan pengembangan, dan untuk iklan utama.
  3. Meramalkan ketersediaan dana selama lima tahun kedepan. Melibatkan besarnya dana internal maupun dana eksternal yang diramalkan dapat diperoleh. Beberapa hambatan perencanaan operasi yang disebabkan karena keterbatasan dana, juga harus dimasukkan dalam perencanaan, seperti keterbatasan pada rasio hutang (solvabilitas), rasio lancar, dan rasio profitabilitas.
  4. Buat dan pelihara sistem kontrol untuk mengatur alokasi dan penggunaan dana di dalam perusahaan. Intinya, memastikan perencanaan dasar dijalankan secara benar.
  5. Kembangkan prosedur untuk menyesuaikan perencanaan dasar jika peramalan ekonomi dimana perencanaan dilandaskan tidak terwujud. Contohnya, jika ekonomi cenderung menguat daripada yang diramalkan. Kondisi ini harus dikenali dan direfleksikan dengan jadwal produksi yang lebih tinggi, kuota pemasaran yang lebih besar, dan sebagainya, dapat dicapai sesegera mungkin. Jadi, langkah 5 ini merupakan mekanisme umpan balik yang memicu perubahan pada perencanaan keuangan.
  6. Susun sebuah sistem menajemen kompensasi berbasis kinerja. Hal ini sangat penting, seperti misalnya sistem imbalan bagi manajer untuk menetapkan kebijakan sesuai keinginan pemegang saham, yaitu memaksimisasi harga saham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...