Jumat, 07 Agustus 2009

Definisikan Keberhasilan dengan Fleksibel

Coba ingat-ingat lagi apa cita-cita Anda sewaktu kecil. Jawabannya mungkin beragam, ada yang ingin jadi dokter, tentara, presiden, astronot, guru, pilot, dan lain sebagainya. Kebetulan saya sendiri waktu kecil bercita-cita menjadi pilot. Apakah itu impian kosong. Apakah usia lima-enam tahun bukan merupakan usia yang cukup untuk dapat berpikir dan mencita-citakan sesuatu yang terbaik untuk diri kita di masa yang akan datang.

So.... seiring berjalan waktu, banyak pengalaman, tantangan, dan hambatan yang dihadapi dari lingkungan sekitar. Naif rasanya bila kemudian kita hanya terobsesi pada satu profesi tertentu yang mungkin saja saat ini menjadi tidak realistis lagi. Ketidak realistisan yang saya maksud bukan hanya karena faktor keterpaksaan, akan tetapi merupakan pilihan.

Definisi keterpaksaan artinya tidak ada pilihan lain. Pilihan artinya sikap diri terhadap pengambilan satu dari berbagai alternatif pilihan keputusan. Terkadang ini bersifatnya subyektif, tetapi umumnya hasilnya bersifat universal. Banyak cerita pengalaman hidup orang-orang sukses yang berangkat dari keputusan yang konyol bagi orang lain, tetapi sangat realistis bagi diri orang itu sendiri. Dan akhirnya sukses.

Sebagai apa Anda sekarang, sebenarnya hanya bersifat sementara. Ingat tulisan tentang lompatan keseimbangan! Profesi dan karir yang kita jalani selama ini, mungkin hanya satu tahapan yang akan bergerak ke tahapan-tahapan selanjutnya. Who knows. Paling tidak ada kemungkinan menjadi lebih baik dari sekarang bila kita bergerak daripada diam tanpa tindakan.

Kita lanjutkan dengan cerita cita-cita. Cita-cita kecil menjadi pilot menjadi tidak realistis lagi karena mungkin kita sakit-sakitan, atau tubuh kurang tinggi, atau hambatan force mayor lain. Kemampuan intelektual mungkin mumpuni untuk menjadi pilot namun hambatan yang tidak dapat dikontrol akan sangat sulit untuk dilalui. Setelah beranjak remaja, cita-cita kita mungkin bergesar menjadi seorang manajer. Upaya untuk itu tentu ada, misalnya mengambil program studi tertentu yang mendukung tercapainya keinginan tersebut.

Lulus kuliah, bekerja dan kemudian berproses hingga tercapai cita-cita, menjadi seorang manajer perusahaan bonafit. Tetapi sekali lagi, pengalaman atas tantangan, ancaman dan peluang selama proses perjalanan karir berjalan, bisa membuat pergesaran cita-cita. Keinginan untuk memiliki waktu yang lebih fleksibel (dalam arti yang luas) mendorong kita kemudian berpikir bagaimana mencapainya.

Coba amati pergeseran-pergeseran cita-cita dari cerita diatas. Selanjutnya coba ingat-ingat kembali pergesaran-pergeseran serupa yang terjadi pada diri Anda. Itu bukan suatu kesalahan. Inilah yang dikatakan mendefinisikan keberhasilan dengan fleksibel. Tentunya dengan asumsi bahwa kita tetap bersungguh-sungguh untuk bisa mencapai cita-cita yang kita ingin capai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...