Jumat, 24 Juli 2009

Analisis Portofolio Optimal dengan Pendekatan Model Indeks Tunggal dalam Menentukan Strategi Diversifikasi Investasi di Pasar Modal

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji kembali teori tentang penurunan risiko akibat adanya strategi diversifikasi. Artinya semakin besar jumlah instrumen investasi yang dimasukkan dalam investasi secara keseluruhan, diharapkan akan terjadi penurunan risiko akibat adanya sifat saling menutupi antar berbagai instrumen investasi yang memiliki korelasi yang tidak sama dengan satu. Penelitian ini juga bertujuan menguji seberapa besar tingkat pengembalian dan risiko, jika dibentuk portofolio optimal.

Penelitian ini menggunakan data bulanan selama tiga tahun dari tahun 1998 hingga tahun 2000. Jumlah sampel yang digunakan sebesar 15 sampel saham yang diambil secara acak dari emiten yang tergabung dalam 9 jenis industri berbeda yang ada di Bursa Efek Jakarta. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model indeks tunggal yang berguna untuk menyederhanakan korelasi antara satu saham dan dengan lainnya. Indeks tunggal dalam penelitian ini menggunakan pasar (IHSG) sebagai proxinya.

Dari 15 saham yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, maka ada 9 saham yang terpilih untuk membentuk portofolio optimal. Saham-saham tersebut adalah BYSP, BATA , GDYR, RALS, MRAT, DANA, SMGR, ISAT, dan PNBN. Dengan terbentuknya portofolio optimal, maka return ekspektasinya diperoleh sebesar 6,77% setiap bulannya, sedangkan risikonya sebesar 4,88%. Maka diperoleh excess return lebih tinggi 0,86% dibandingkan dengan return tingkat suku bunga bebas risiko, yaitu 1,02% setiap bulannya.

Dengan menggunakan stategi diversifikasi maka perbedaan-perbedaan yang mencakup return ekspektasi dan risiko adalah sebagai berikut: Return ekspektasi sekuritas tunggal rata-rata sebesar 0,0584 sama dengan return portifolio. Akan tetapi terjadi kenaikan return ekspetasi pada portofolio optimal yaitu menjadi sebesar 0,0677. Risiko dari kepemilikan sekuritas tunggal sangat bervariasi antara saham yang satu dengan lainnya. Dengan risiko rata-rata sebesar 107,2276 sangat jauh berbeda dengan risiko apabila dibentuk portofolio dari kesemua saham yaitu sebesar 7,152186. Artinya terjadi penurunan sebesar 100,075379. Dengan portofolio optimal, maka risikonya menjadi 0,048813.

Penurunan risiko yang terjadi dengan adanya strategi diversifikasi dalam portofolio adalah sebesar 107,1787 yang diperoleh dari risiko rata-rata sekuritas tunggal yaitu sebesar 107,2276 dikurangi dengan risiko total portofolio sebesar 0,0488. Disini dapat dilihat bahwa terjadi penurunan yang sangat signifikan pada risiko total yang akan ditanggung oleh investor dengan kepemilikan portofolio optimalnya.
Dengan berdiversifikasi, maka terjadi penurunan risiko yang sangat berarti, terutama penurunan pada risiko tidak sistematik saham. Ini terbukti pada hasil perhitungan risiko rata-rata dari saham individual yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan risiko apabila dibentuk suatu portofolio dari sejumlah saham individual, terlebih lagi dengan pembentukan portofolio optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...