Senin, 15 Juni 2009

Tips Praktis Keuangan Keluarga: Mencatat Setiap Transaksi sebagai Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Sesuai dengan teori ekonomi bahwa manusia adalah makhluk ekonomi (economic man) yang selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya hampir tak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang sangat terbatas. Keterbatasan sumber daya yang dalam konteks keluarga adalah keterbatasan pendapatan, membuat kita harus lebih kreatif dalam mengelolanya. Walaupun orientasi blog ini adalah media pembelajaran pengembangan diri dan pengelolaan bisnis, pengelolaan keuangan keluarga menjadi topik yang penting, sebagai basis pengelolaan keuangan yang bila dikembangkan lebih lanjut dapat diterapkan dalam dunia bisnis.

Semua orang baik sengaja maupun tidak sebenarnya secara praktis sudah menjalankan pengelolaan keuangan. Namun dengan cara yang beragam sesuai dengan referensi, pengalaman, tingkat pendidikan dan kemampuan untuk terus selalu belajar. Arah dari esai ini adalah mencoba memberikan satu gambaran singkat ringkat dan praktis tentang bagaimana tips praktis mengelola keuangan keluarga.

Pembahasan mengenai keuangan keluarga sebenarnya tidak sesederhana yang kita bayangkan. Tetapi tidak juga bisa diklaim sulit untuk dijalankan. Pemahaman akan arti pentingnya pengelolaan keuangan keluarga akan sangat membantu dalam upaya secara konsisten menjalankan program pengelolaan keuangan keluarga. Ada baiknya kita membahasnya secara bertahap.

Tahap pertama yang penting untuk dipahami lebih dalam adalah bagaimana mengenal diri sendiri. Maksud dari mengenal diri sendiri adalah paham dan kenal seberapa besar sumber daya yang dimiliki keluarga. Sumber daya yang saya maksud adalah bukan hanya diwakili oleh uang, tetapi juga aset lain seperti surat-surat berharga, rumah, tanah, kendaraan dan lain sebagainya.

Mungkin agak sedikit berat untuk mendata dan mentabulasi berapa besar aset atau kekayaan keluarga kita. Ingat, dalam proses belajar, yang terjadi adalah proses penyempurnaan. Jadi jangan terlalu berharap bisa langsung sempurna. Coba, jalankan dulu, setelah itu nanti baru kelihatan sebenarnya mendata seluruh aset kekayaan keluarga tidak sesulit yang kita bayangkan. Ini yang nantinya menjadi komponen untuk menyusun laporan keuangan.

Proses penyusunan laporan keuangan diawali dengan pencatatan seluruh transaksi dalam keluarga baik secara langsung atau tidak langsung, mempengaruhi keuangan keluarga. Agar tidak lupa, sebaiknya pencatatan dilakukan setiap selesai bertransaksi. Namun bila tidak memungkinkan, dapat dilakukan dengan konsisten secara periodik misalnya setiap malam sesuai kebutuhan. Lakukan pembandingan atau komparasi antara catatan dan jumlah uang ditangan secara periodik juga. Secara teknis, pencatatan bisa dilakukan dibuku, atau lebih baik lagi bila menggunakan spreadsheet atau program pembukuan.

Bagaimana teknisnya, kita akan membahasnya pada pembahasan selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...