Sabtu, 06 Juni 2009

Pengusaha, Profesi Dambaan Mahasiswa

Di awal tatap muka perkuliahan, terkadang saya membuat survey atau pooling kecil kecilan tentang minat dan ketertarikan mahasiswa dalam memilih profesi setelah lulus kuliah. Menjadi penting, karena dengan ini paling tidak saya bisa sedikit meraba-raba peta arah tujuan mahasiswa. Informasi dasar ini nantinya juga bisa digunakan untuk menggali lebih dalam untuk mengembangkan metode belajar mengajar sesuai karakter dan kepribadian mereka.

Satu contoh survey dari beberapa survey sejenis yang pernah saya lakukan akan kita coba amati. Survey ini melibatkan 56 mahasiswa ber-NIM genap yang mengambil mata kuliah Manajemen Keuangan tahun 2008/2009. Mahasiswa diminta untuk memasukkan tiga skala prioritas minat dan keinginan mereka setelah lulus kuliah. Penjelasan alasan pemilihan profesi tersebut juga dicantumkan.

Dari sebaran data yang ada, terlihat bahwa minat dan keinginan yang menjadi prioritas utama mahasiswa adalah menjadi manajer/pegawai (38%), kemudian menjadi pengusaha (34%), pegawai negeri (13%), pegawai bank (11%), serta guru/dosen (2%). Pemilihan jurusan manajemen sebagai disimplin ilmu yang diambil oleh mahasiswa mungkin bisa memberikan gambaran bahwa sebagian besar dari mereka ingin menjadi manajer. Bos lah .. bahasa kerennya. Ini memang sangat lumrah tetapi tentunya harus dibarengi dengan upaya maksimal untuk bisa mencapainya.

Letak geografis lingkungan mahasiswa mungkin sedikit banyak membangun pandangan yang serupa terhadap pilihan sebagai pengusaha. Kata “pengusaha” mungkin sangat efektif memberikan citra yang “baik” bagi masyarakat. Ditambah lagi dengan menterengnya gelimangan harta (baca: hutang) yang dijanjikan dari pilihan profesi pengusaha ini walaupun sebagian besar sifatnya kurang bersahabat dengan alam, pertambangan batu baru.

Prioritas kedua dari mahasiswa terlihat mulai bergeser dimana pengusaha dan pegawai bank sama besar peminatnya (27%) dan pegawai negeri (15%). Sedangkan pada prioritas ketiga, pengusaha masih menjadi pilihan utama dengan 27%, diikuti dengan pegawai negeri 18% serta manajer/pegawai (11%). Pemilihan profesi sebagai pegawai negeri terlihat meningkat drastis disini. Dari berbagai esai yang diberikan, hal senada yang sering muncul atas alasan dipilihnya profesi ini adalah adanya tunjangan hari tua walaupun gaji yang ditawarkan tidak besar.

Secara keseluruhan, menjadi pengusaha tetap menjadi pilihan dengan prioritas tertinggi. Tidak salah memang, tetapi harus diingat bahwa menjadi pengusaha tidak cukup hanya dengan berbekal pengetahuan di bangku kuliah. Perlu ada pengembangan tambahan dalam hal-hal kepribadian dan motivasi yang tinggi untuk selalu belajar. Baik belajar melalui pengalaman diri maupun pengalaman dari pihak lain. Visi yang dapat memacu motivasi, misi yang efisien dan tegas juga harus menjadi bagian dari paket yang harus dipenuhi sebagai bagian dari 10 karakter entrepreneur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belahan Jiwaku Akhirnya di kembali ke Sang Pencipta

Kisah pilu, yang tertuang di posting tahun lalu, harus bertambah lagi. Di bagian akhir posting tersebut, saya sudah menceritakan bagaimana k...